Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Hasil tersebut disebabkan Malaysia merupakan produsen sarung tangan terbesar global dengan pangsa pasar sebesar 63% pada tahun 2020 dan diproyeksikan mencapai 65% di tahun 2021. MARK pun memiliki hubungan pelanggan yang baik dengan produsen sarung tangan di Malaysia, khususnya produsen sarung tangan nitril.
Di samping itu, lonjakan permintaan ekspor produk cetakan sarung tangan juga berasal dari China, sehingga menjadi kesempatan emas bagi MARK. “Negara ekspor baru yang dibidik perusahaan antara lain Amerika dan Afrika,” tambah Ridwan.
Manajemen MARK mengucurkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 150 miliar pada tahun ini yang berasal dari kredit perbankan dan kas internal perusahaan. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan fasilitas pabrik dan pembelian mesin baru.
Selanjutnya: Seiring pemulihan ekonomi, begini prospek emiten sektor alat pendukung industri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News