Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang berkecimpung di industri kimia anorganik gas, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) optimistis kinerja akan meningkat seiring perluasan pangsa pasar terutama di Kalimantan.
Direktur Utama Surya Biru Murni Acetylene, Rini Dwiyanti, menjelaskan bahwa saat ini SBMA telah mengambil 5% dari pasar liquid yang ada di Kalimantan Timur.
"Pangsa pasar kami di Kalimantan Timur diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan setiap bulannya," jelas Rini dalam keterangan resmi, Rabu (23/8).
Baca Juga: Gencar Ekspansi, Surya Biru Murni (SBMA) Rambah Bisnis Are Shipyarf dan Petrokimia
Saat ini, SBMA telah menguasai lebih dari 50% pasar penjualan tabung di Minerba. Kemudian lebih dari 40% di sektor migas dan lebih dari 60% di bidang Petrokimia.
Surya Biru Murni Acetylene juga melaporkan bahwa pangsa pasar untuk penjualan tipe bulk mencapai 20% untuk Shipyard dan masing-masing sebesar 5% untuk migas dan Petrokimia.
Ke depannya, SBMA akan menyasar kontrak jangka panjang untuk pengembangan penjualan liquid sambil menyiapkan sarana dan prasarana produksi dan penjualan. "Kami juga akan meningkatkan penjualan di Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan untuk semua jenis gas," ucap Ririn.
Sebelumnya SBMA telah melakukan commercial start up air separation plant pada tanggal 27 Juni 2023. Saat ini produksi liquid SBMA mencapai kapasitas 50 ton sehari.
Baca Juga: Surya Biru Murni (SBMA) akan Bagi Dividen Rp 1,39 Miliar, Ini Jadwalnya
"Namun produksi dan penjualan mulai terasa di Juli dan akan nampak di periode kuartal III-2023. Proyek ini merupakan realisasi atas penggunaan dana IPO," ujar dia.
Sekadar mengingatkan, SBMA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 8 September 2021. Dalam hajatan tersebut, Surya Biru Murni mengantongi dana segar sebanyak Rp 50,11 miliar.
Adapun dalam dua tahun terakhir, SBMA telah melakukan pembelian aset sebesar Rp 38 miliar untuk proyek pengembangan pabrik. Sebesar Rp 35 miliar digunakan untuk pengembangan air separation plant.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News