Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) mencatatkan kenaikan penjualan 7,7% dari Rp 24,6 miliar pada kuartal I 2022 menjadi Rp 26,5 miliar pada kuartal I 2023.
Berdasarkan laporan keuangan SBMA, kenaikan penjualan diiringi naiknya beban pokok penjualan 28,96% dari Rp 11,69 miliar pada kuartal I 2022 menjadi Rp 15,08 miliar per kuartal I 2023. Adapun terjadi kenaikan biaya terhadap pembelian Raw Material dan distribusi akibat naiknya harga BBM.
Setelah dikurangi berbagai beban, laba kotor SBMA tercatat turun 11,60% dari Rp 12,92 miliar pada kuartal I 2022 menjadi Rp 11,42 miliar pada kuartal I 2023.
Alhasil, SBMA mencatatkan laba periode tahun berjalan sebesar Rp 903,75 juta pada kuartal I 2023. Angka ini turun 69,58% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,97 miliar.
Baca Juga: Surya Biru Murni (SBMA) Targetkan Penjualan Rp 123 Miliar Tahun Depan
Hingga akhir Maret 2023, total aset SBMA turun menjadi Rp 269,06 miliar dibanding akhir Desember 2022 sebesar Rp 269,60 miliar. Sementara total liabilitas turun menjadi Rp 56,95 miliar dibanding akhir Desember 2022 sebesar Rp 58,53 miliar. Sementara total ekuitas naik menjadi Rp 212,11 miliar dibanding akhir 2022 sebesar Rp 211,07 miliar.
Direktur Utama PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) Rini Dwiyanti meyakini kinerja 2023 akan membaik setelah adanya penyesuaian harga jual yang baru dan beberapa kontrak akan tender ulang.
"Kami menargetkan PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) dapat menjadi perusahaan gas industri terdepan di Kalimantan dan Indonesia," ujarnya, Senin (8/5).
Selain itu, SBMA terus berupaya untuk melakukan inovasi dan ekspansi bisnis di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara. Dalam jangka panjangnya, SBMA juga berupaya menjajaki pasar Indonesia Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News