Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemegang saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) sedang dihadapkan oleh berbagai pilihan, khususnya bagi yang namanya tercatat hingga penutupan Selasa (26/11).
Sebab, pemegang saham ADRO akan menambahkan cuan dari pembagian dividen sebesar US$ 2,62 miliar. Setiap pemegang saham berpotensi memperoleh dividen Rp 1.362,79 per saham.
Tak hanya itu, pemegang saham ADRO juga mendapatkan hak untuk membeli saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) melalui skema Penawaran Umum Perdana (PUPS).
Adapun dalam skema PUPS, ADRO sebagai induk usaha AADI akan menawarkan maksimal 7 miliar saham kepada pemegang sahamnya. Harga akan ditetapkan setelah AADI resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: Menakar Kelebihan & Kekurangan Ikut PUPS dan IPO Adaro Andalan (AADI)
Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani menghitung, rasio PUPS yang berpotensi ditawarkan ke investor ialah 100:23. Artinya setiap pemegang 100 saham ADRO berpotensi mendapat 23 saham AADI.
Ada dua opsi yang bisa diambil investor ADRO, yaitu ikut berpartisipasi dalam PUPS AADI dan tidak berpartisipasi dalam IPO AADI alias hanya mencicipi dividen yang telah diberikan emiten Garibaldi "Boy" Thohir ini.
Gani menjelaskan pada opsi pertama ada tiga skenario yang diproyeksikan Stockbit. Pada skenario dasar, Stockbit memproyeksikan Price Earning (PE) AADI bisa mencapai hingga 5 kali di harga Rp 10.900 dan ADRO naik 6,6 kali di harga Rp 1.900.
"Harga saham AADI berpotensi mengalami re-rating ke level 5 kali PE, yang kami anggap sebagai level yang lebih wajar dan konservatif karena masih di bawah rata-rata lima tahun ADRO di 6,9 kali," jelas dia belum lama ini.
Baca Juga: Fokus Bisnis Berkelanjutan, Saham Emiten Makin Menawan
Pada skenario bullish, re-rating valuasi AADI mencapai 5 kali dan PE ADRO bisa melonjak hingga 8,9 kali di harga Rp 2.850. Sedangkan pada skenario bearish, valuasi ADRO bisa turun hingga 3,8 kali di harga Rp 1.110.
Gani menjelaskan dalam skenario terburuknya, di mana saham ADRO divaluasi hanya menggunakan 50% kas plus 50% holding discount untuk PT Adaro Minerals Energy Tbk (ADMR), maka investor berpotensi menderita rugi 5,7%.
Dia memproyeksikan, pemegang saham ADRO yang tidak berpartisipasi dalam IPO AADI dan hanya mengambil dividen berpotensi mendapatkan imbal hasil yang lebih rendah atau bahkan mengalami kerugian ketimbang yang berpartisipasi PUPS.
"Ini karena investor yang tidak berpartisipasi dalam PUPS akan menghadapi potensi penurunan harga saham ADRO tanpa mendapatkan potensi upside dari kenaikan harga saham AADI," paparnya.
Baca Juga: Simak Jadwal Penawaran Umum Pemegang Saham Adaro Andalan (AADI) oleh Alamtri (ADRO)
Namun Gani mengingatkan, harga saham ADRO kemungkinan besar akan turun setelah spin off AADI dan pembagian dividen semakin menyusut seiring dengan berkurangnya potensi laba bersih.
Tetapi kalau harga saham ADRO setelah spin off tidak mengalami penurunan, maka ADRO berpotensi diperdagangkan pada valuasi 13,3 kali PE. Gani bilang dalam jangka panjang, valuasi ADRO akan dipengaruhi sentimen pasar.
"Dan valuasi ADRO juga dipengaruhi oleh pengembangan proyek smelter aluminium dan pembangkit listrik tenaga air, yang masing-masing diharapkan dapat beroperasi pada 2025 dan 2023," kata dia.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai, investor yang membeli saham AADI pada saat IPO berpeluang mendapatkan harga yang lebih murah ketimbang melalui skema PUPS karena ada potensi harga AADI naik setelah IPO.
Baca Juga: Menakar Opsi Pendanaan yang Lebih Cuan Bagi Emiten Saat Ketidakpastian Masih Tinggi
"Tetapi kekurangannya, investor belum tentu juga mendapatkan volume yang banyak ketika mengejar target beli pada saat IPO. Sedangkan dengan skema PUPS, investor bisa memperoleh lebih banyak saham AADI," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (26/11).
Sukarno menilai prospek jangka panjang ADRO masih menarik, meskipun setelah spin off unit batubara termal ini, kinerja ADRO bakal mengalami penurunan hingga 65%.
Dalam hitungan Sukarno, dengan asumsi penurunan kinerja pasca spin off valuasi ADRO bisa menjadi 9,21 kali dari 3,26 kali dengan menggunakan harga di Rp 3.740 per saham. Angka ini sebenarnya masih menarik karena di bawah 15 kali PE.
"Terlepas dari kehilangan potensi pendapatan dari batubara, ADRO ke depannya berpeluang mendapatkan akses pendanaan yang lebih banyak atau membuat peluang investor baru untuk investasi di bisnis energi terbarukan," katanya.
Selanjutnya: Kanal Distribusi Bancassurance Catat Kinerja Positif, Intip Strategi Sejumlah Pemain
Menarik Dibaca: 5 Tanda Kulit Butuh Serum Vitamin C, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News