kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Timah (TINS) masih mantap mengejar target produksi 30.000 ton bijih timah


Senin, 13 September 2021 / 07:55 WIB
Timah (TINS) masih mantap mengejar target produksi 30.000 ton bijih timah


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) masih mantap mengejar target produksi yang telah dicanangkan. Sampai tutup tahun nanti, TINS masih mantap membidik rencana produksi bijih timah 30.000 ton.

Sekretaris Perusahaan TINS Abdullah Umar mengatakan, TINS bakal mengupayakan peningkatan produksi baik offshore maupun onshore. “Rencana produksi timah dan logam masih belum berubah, sehingga di semester kedua ini kita sedang upayakan mengejar target produksi sesuai yg kita rencanakan pada awal tahun 2021,” ujar Sekretaris Perusahaan TINS Abdullah Umar kepada Kontan.co.id, Jumat (12/9).

Mengutip keterangan TINS sebelumnya, produksi bijih timah TINS mencapai 11.457 ton di semester pertama 2021. Produksi ini turun 54% dibandingkan dengan realisasi semester pertama 2020 yang mencapai 25.081 ton. 

Baca Juga: Timbang rekomendasi saham Timah (TINS) dari Panin Sekuritas ini

Segendang sepenarian, produksi logam timah TINS juga turun sekitar 57% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula 27.833 ton di semester pertama 2020 menjadi 11.915 ton di semester pertama 2021. Seturut produksi logam timah yang menyusut, volume penjualan timah TINS juga turun sekitar  60% dari semula 31.508 ton di semester pertama 2020 menjadi 12.523 ton di semester pertama 2021. 

Penurunan volume produksi dan volume penjualan terjadi ketika harga jual rata-rata timah justru naik. Harga jual rata-rata yang naik sekitar 69% dari semula US$ 16.461 per metrik ton di semester pertama 2020 menjadi US$ 27.858 per metrik ton di semester I 2021.  

Namun, mengutip laporan keuangan interim perusahaan, pendapatan usaha TINS menyusut dari semula Rp 8,03 triliun di semester i 2020 menjadi Rp 5,87 triliun di semester pertama 2021. Untungnya, TINS berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 270,09 miliar setelah sebelumnya mencatatkan rugi tahun berjalan Rp 390,07 miliar di semester pertama 2020. Hal ini dicapai seiring keberhasilan TINS menekan pengeluaran pada sejumlah pos beban.

Abdullah bilang, prospek bisnis di semester 2 2021 masih cukup menantang. Salah satunya berasal dari volatilitas harga logam timah.

Baca Juga: Harga timah masih berpeluang naik, cek rekomendasi saham Timah (TINS) ini

“Volatilitas harga logam timah masih tinggi, Meskipun harga logam timah akan tetap bertahan di atas US$ 30.000 per ton,” ujar Abdullah.

Pada paruh kedua tahun ini, TINS mengagendakan sejumlah rencana. Beberapa di antaranya yakni perbaikan dan efisiensi di seluruh rantai bisnis, Pengelolaan utang terus dilakukan perbaikan baik dari sisi nominal maupun biaya bunga (cost of fund), dan juga Perbaikan dan Peningkatan kinerja anak perusahaan guna menambah kontribusi keuntungan bagi PT Timah.

Sedikit informasi, mengutip Bloomberg,  harga timah di London Metal Exchanges (LME) untuk kontrak perdagangan tiga bulan berada di level US$ 33.583 per metrik ton pada penutupan perdagangan Jumat (10/9). Bila dibandingkan dengan posisi harga timah LME per akhir tahun 2020 yang sebesar US$ 20.325 per metrik ton, harga timah LME pada penutupan perdagangan Jumat (10/9) sudah menguat 65,23%. 

Baca Juga: Pabrik pemisahan sudah dibangun, Timah (TINS) cari mitra untuk mengolah rare earth

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×