kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga tahun ke depan, Mitratel bidik pertumbuhan pendapatan 11% per tahun


Kamis, 11 November 2021 / 20:14 WIB
Tiga tahun ke depan, Mitratel bidik pertumbuhan pendapatan 11% per tahun
ILUSTRASI. Jajaran direksi PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel)


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan menara telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) menargetkan, pendapatan perusahaan dapat tumbuh sekitar 11% setiap tahunnya dalam dua sampai tiga tahun ke depan. Begitu juga dengan EBITDA yang dibidik dapat meningkat sekitar 13% per tahun.

Untuk meraih target tersebut, Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan, setelah initial public offering (IPO) selesai, Mitratel akan berekspansi lebih agresif lagi. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ini akan meningkatkan pangsa pasar melalui ekspansi organik maupun inorganik.

"Dalam empat tahun ke depan, Mitratel berencana membangun 3.000 menara baru yang merupakan bagian dari pengembangan organik," kata Hendra dalam acara yang digelar Mandiri Sekuritas secara virtual, Kamis (11/11). 

Pada kesempatan sebelumnya, Hendra juga menyatakan bahwa Mitratel berencana mengakuisisi sekitar 6.000 menara setelah IPO.

Asal tahu saja, saat ini Mitratel memiliki 28.030 unit menara dengan 42.016 penyewaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 57% dari total menara tersebut terletak di luar pulau Jawa. 

Baca Juga: Bisnis menara menjanjikan, pendapatan Mitratel dinilai berpeluang tumbuh di era 5G

Sekitar 54%-55% pendapatan Mitratel berasal dari penyewaan menara yang dilakukan Telkomsel, sedangkan sisanya dari Indosat Ooredoo, XL Axiata, dan Hutchison 3 Indonesia masing-masing sekitar 10%.

Dengan banyaknya jumlah menara di luar Pulau Jawa, Hendra yakin Mitratel dapat menggaet lebih banyak penyewaan, mengingat operator telekomunikasi tengah gencar mengembangkan jaringan ke luar Pulau Jawa. 

Oleh karena itu, Mitratel akan terus menjalin komunikasi dengan para operator telekomunikasi dan menawarkan layanannya.

"Kami punya tim untuk menganalisis kekuatan sinyal operator. Misalnya di lokasi yang sama, ada operator yang sinyalnya lemah, tetapi yang lainnya kuat. Setelah itu, Mitratel akan menawarkan ke operator yang sinyalnya lemah untuk memperkuat jaringannya di lokasi tersebut dengan menambah peralatan di menara kami," tutur Hendra.

Dari segi lokasi, menara-menara Mitratel juga punya keunggulan tersendiri dibanding penyedia menara lainnya. Menurut Hendra, sebanyak 66% menara Mitratel berada di lokasi yang ekslusif karena belum ada menara dari kompetitor lainnya dalam radius 1 kilometer.

Sejalan dengan rencana penambahan jumlah menara dan perluasan pangsa pasar tersebut, Mitratel menargetkan, tenancy ratio dapat meningkat dari level saat ini yang sebesar 1,57 kali. 
"Pada tahun 2025, tenancy ratio Mitratel ditargetkan bisa mencapai 1,8 kali, sejajar dengan perusahaan menara yang lain," ucap Hendra.

Ia optimistis, peluang pertumbuhan perusahaan menara telekomunikasi masih terbuka lebar seiring dengan kebutuhan menara yang masih signifikan. Mengutip Analysys Mason, jumlah penyewaan dalam lima tahun ke depan diperkirakan bertambah sekitar 56.000 dengan penambahan menara baru sebanyak hampir 30.000 unit dari total menara di Indonesia yang saat ini mencapai sekitar 100.0000 unit.

Sebagai informasi, dalam tiga tahun terakhir, Mitratel menunjukkan pertumbuhan kinerja yang tergolong konsisten, baik dari segi top line maupun bottom line. 

Pendapatan Mitratel pada 2018 ke 2019 meningkat 17,92% year on year (yoy), dari Rp 4,52 triliun menjadi Rp 5,33 triliun. Kemudian, pendapatan Mitratel tahun 2019-2020 tumbuh 16,14% yoy, dari Rp 5,33 triliun menjadi Rp 6,19 triliun.

Dari segi bottom line, laba periode berjalan Mitratel pada 2018 ke 2019 naik 9,74% yoy, dari Rp 449,6 miliar menjadi Rp 493,4 miliar. Lalu, pada 2019 ke 2020, laba periode berjalan Mitratel meningkat 22% yoy, dari Rp 493,4 miliar menjadi Rp 602 miliar.

Sementara itu, sepanjang enam bulan pertama 2021, Mitratel membukukan total pendapatan Rp 3,23 triliun atau naik 11% dibandingkan pendapatan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,91 triliun. Laba periode berjalan Mitratel per Juni 2021 melesat 355,88% yoy, dari Rp 153,7 miliar menjadi Rp 700,7 miliar.

Selanjutnya: DPR sebut IPO Mitratel (MTEL) sepi peminat, benarkah?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×