kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,46   7,13   0.79%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga sektor masih berpotensi tumbuh di 2018


Jumat, 29 Desember 2017 / 14:39 WIB
Tiga sektor masih berpotensi tumbuh di 2018


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2017, beberapa sektor saham mencatatkan kinerja yang ciamik. Tiga besar di antaranya ada sektor keuangan dengan pertumbuhan 40,19% year to date (ytd), industri dasar dan kimia tumbuh 26,86% (ytd), dan consumers good industry tumbuh 21,98% (ytd). Lantas siapa saja yang akan melanjutkan pertumbuhan tahun depan?

Muhammad Wafi, Analis Bahana Sekuritas menyatakan, di antara beberapa sektor, dia masih menyukai sektor perbankan. Pasalnya, sektor tersebut bersifat defensif dan mewakili pertumbuhan GDP. Selain itu, ada sektor telekomunikasi dan consumers good yang diprediksi juga masih akan menarik tahun depan. "Potential upside-nya masih ada. Walaupun performa tahun ini sudah cukup tinggi," terang Wafi di BEI, Kamis (29/12).

Selain itu, saham siklikal atau rentan terhadap siklus bisnis dan kondisi ekonomi juga menarik dicermati. Di antaranya sektor infrastruktur BUMN karya. Dari keempat emiten karya pelat merah, Wafi menjagokan WSKT dan ADHI. Sebab, WSKT memiliki rencana untuk menjual kepemilikan jalan tol ke JSMR, sehingga bisa menambah cashflow perusahaan bisa lebih baik.

Sedangkan ADHI karena sentimen proyek LRT. "Sepanjang tahun 2017, ada performa negatif untuk saham infrastruktur, jadi potential upside tahun depan masih lebih besar dari yang lain," ujar Wafi.

Untuk sektor perbankan, Wafi menjagokan saham BMRI dan BBNI. Sedangkan sektor telekomunikasi yang diunggulkan yakni TLKM, sektor consumers good diantaranya UNVR dan RALS, dan sektor infrastruktur yang dijagokan yakni ADHI dan WSKT.

Dia memprediksi, IHSG sampai dengan akhir tahun 2018 bisa mencapai 7.000. Target tersebut dinilai moderat karena menggunakan metode bottom up analysis secara fundamental. Jadi proyeksi laba per saham IHSG diproyeksikan kenaikannya ke atas melalui PER yang sama. "Maka dapatlah 7.000, ini cukup konservatif," pungkas Wafi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×