Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek akan melakukan aksi profit taking dengan menjual tiga saham dalam portofolionya.
Tiga saham itu adalah PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
Langkah ini diperlukan untuk mengantisipasi potensi rugi (unrealized loss) yang selama ini membayangi. Asal tahu saja, pada Juli 2021 yang lalu, unrealized loss saham BP Jamsostek mencapai Rp 32,9 triliun dan reksadana mencapai Rp 8,1 triliun.
Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mencermati, aksi profit taking dengan menjual ketiga saham itu dapat mempertipis unrealized loss BP Jamsostek.
Baca Juga: Mencermati Pilihan Saham BP Jamsostek
Adapun Reza meyakini, langkah BP Jamsostek untuk melepas ketiga saham itu merupakan bagian tanggung jawab BP Jamsostek yakni mengelola investasi sehingga menciptakan nilai tambah bagi pemilik dana.
Selain sudah mendapat nilai tambah, Reza menganggap BP Jamsostek juga sudah memperhitungkan realized profit yang diharapkan dari ketiga saham itu.
Sedikit gambaran, sejak awal tahun saham-saham itu memang bergerak menguat. Menurut catatan RTI Business, saham KRAS dan ITMG sudah terkerek masing-masing 20,33% ytd dan 33,21% ytd.
Adapun saham SIMP sejak awal tahun masih sama dengan hari ini, akan tetapi selama setahun terakhir sudah terkerek hingga 29,63%.
Asal tahu saja, per penutupan perdagangan hari ini, Jumat (24/9), harga saham KRAS berada di Rp 515 per saham, ITMG di Rp 18.450 per saham, dan SIMP di Rp 420 per saham.
Walau ketiganya akan dilakukan profit taking, Reza mencermati, ketiga saham itu sebenarnya masih bisa menguat hingga akhir tahun. Apalagi di akhir tahun terdapat momentum windows dressding.
Baca Juga: BP Jamsostek lepas saham KRAS, ITMG, SIMP, lalu incar AALI dan LSIP, ini kata analis
Adapun KRAS memungkinkan naik menyentuh harga Rp 600 per saham, ITMG bisa naik ke Rp 22.000 per saham, dan SIMP naik ke Rp 515 per saham.
Selain melepas beberapa saham, BP Jamsostek juga akan membeli saham ketika harga turun agar rata-rata harga sahamnya lebih rendah. Saham yang dibeli adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP).
Asal tahu sejak sejak awal tahun kedua saham itu memang bergerak melemah. RTI Business mencatat, saham AALI sudah melorot 31,85% ytd menjadi Rp 8.400 per saham. Sementara itu, saham LSIP menurun 22,55% ytd menjadi Rp 1.065 per saham.
Sepengamatan Reza, langkah BP Jamsostek membeli ketika harga saham cenderung rendah sudah tepat. Apalagi ke depan, Reza melihat prospek yang baik mengingat olahan CPO masih dibutuhkan oleh barang-barang konsumen. Hanya saja yang perlu menjadi perhatian, saham-saham CPO cenderung rawan terpengaruh oleh sentimen-sentimen berkaitan dengan kebijakan.
Tidak jauh berbeda, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mencermati, saham-saham CPO memang memiliki prospek yang baik ke depan. Apalagi tahun depan, negara-negara akan mulai fokus pada penguatan pemulihan ekonomi.
Baca Juga: BP Jamsostek Meracik Ulang Portofolio Investasi
Sementara untuk saham-saham yang dijual, Nico meyakini BP Jamsostek memiliki perhitungan tersendiri ketika melepas saham-saham tersebut. Kemungkinan, valuasinya memang sudah sesuai dengan perhitungan.
Perubahan portofolio BP Jamsostek
Melihat BP Jamsostek meracik portofolionya, Reza menganggap ini hal yang wajar dalam pasar saham. Oleh karenanya, investor tidak perlu khawatir atau panik mengenai hal tersebut.
"Yang namanya investasi kalau sudah mencatatkan keuntungan, kalau mau jual sah-sah saja," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (24/9).
Lebih lanjut diungkapkan, saham-saham yang dijual tidak melulu bisa dianggap memiliki prospek buruk ke depan.
Adapun di antara saham-saham yang akan dibeli maupun dijual oleh BP Jamsostek, Reza melihat saham ITMG yang paling menarik.
Baca Juga: Pemerintah Bahas Aturan Penerima Bantuan Iuran Jamsostek
Untuk saat ini, pergerakan sahamnya memang sedang naik. Akan tetapi Reza melihat, ITMG akan berpeluang terkoreksi ke level di bawah Rp 18.000 per saham. Saat itulah investor bisa membelinya.
Sementara itu, Nico cenderung melihat peluang pada saham-saham yang akan dibeli BP Jamsostek, AALI dan LSIP. Ia tidak memungkiri, BP Jamsostek sebagai institusi besar bisa memberikan sentimen tertentu ke pasar. Hanya saja, seberapa signifikan pengaruhnya, tergantung pada porsi saham yang dibeli ataupun dilepas.
Mencermati hal tersebut, saham-saham yang dilirik BP Jamsostek itu berpotensi mengalami kenaikan harga. Nico pun menganggap, tidak ada salahnya mengikuti langkah investasi BP Jamsostek.
Yang perlu menjadi perhatian, investor tetap memiliki perhitungan valuasi sendiri terhadap saham-saham yang dipilihnya.
"Jika tidak yakin dengan potensi valuasinya dan yakin terhadap pergerakan jangka pendeknya, bisa ditransaksikan untuk jangka pendek," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News