kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga faktor ini bakal mempengaruhi pergerakan IHSG tahun depan


Selasa, 15 Desember 2020 / 21:56 WIB
Tiga faktor ini bakal mempengaruhi pergerakan IHSG tahun depan
ILUSTRASI. Pasar saham masih akan tetap menarik pada tahun depan. Ada beberapa faktor yang bakal menjadi penggerak IHSG.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang berakhirnya tahun 2020, sebaiknya para investor kembali menyusun ulang susunan portofolionya. Dengan tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih akan positif pada tahun depan, berikut sektor-sektor saham yang bisa dijadikan pilihan untuk tahun depan.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, sektor perbankan masih akan jadi salah satu saham yang kinerjanya akan membaik pada tahun depan. Hal ini dikarenakan sektor perbankan merupakan sektor penggerak IHSG. Selain itu, dengan asumsi ekonomi yang mulai produktif, saham perbankan akan ikut terangkat kinerjanya.

“Sementara dari sektor pertambangan, emiten yang berfokus pada nikel akan berpeluang punya kinerja yang baik pada tahun depan. Jika melihat dari valuasi, sektor properti saat ini salah satu yang paling murah. Apalagi diharapkan seiring pemulihan ekonomi, properti yang bergerak pada industrial akan mencatatkan kinerja yang labih baik,” ungkap Wawan.

Baca Juga: Kepercayaan investor kembali, IHSG diproyeksikan menuju level 7.000 di 2021

Wawan menilai, pasar saham masih akan tetap menarik pada tahun depan. Menurutnya, terdapat tiga faktor yang akan menentukan pergerakan IHSG.

Pertama, keberhasilan distribusi dan efektivitas vaksin yang diharapkan dapat meningkatkan ativitas ekonomi masyrakat dan memicu pertumbuhan ekonomi. Namun, jika ternyata justru terjadi masalah, tentu akan berbalik menjadi sentimen negatif.

Kedua, tren suku bunga yang rendah. Apalagi Wawan melihat masih ada kemungkinan untuk Bank Indonesia (BI) untuk memangkas lagi suku bunga acuan setidaknya satu kali lagi mengingat angka inflasi tahun ini yang rendah.

Ketiga, datang dari sentimen global, yakni kepemimpinan Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru, Joe Biden. Pasar akan menanti dan melihat seperti apa program pemerintah Biden, khususnya dalam menangani hubungan dagang dengan China. Sementara dolar AS diperkirakan masih akan melemah seiring rencana Biden yang akan menggelontorkan stimulus besar-besaran.

“Jika ketiga hal tersebut ternyata berhasil menjadi katalis positif, dan IHSG tetap berada di level 6.000 pada akhir tahun ini, bukan tidak mungkin pada tahun depan IHSG akan tumbuh 10%-15% menjadi 6.600 - 7.000. Sementara imbal hasil reksadana saham kurang lebih akan memiliki besaran yang sama dengan pertumbuhan IHSG,” imbuh Wawan.

Selanjutnya: Neraca dagang dan RDG BI jadi penopang IHSG, cermati saham ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×