Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten mencatatkan cum date dividen hari ini, Jumat (24/4), diantaranya PT Mandom Indonesia Tbk (TCID), PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPS).
Berdasar penelusuran Kontan, di antara ketiganya nilai dividen per saham yang akan dibagi TCID menjadi yang paling tinggi, mencapai Rp 420 per sahamnya. Disusul dividen per saham BJBR sebesar Rp 45 per dan dividen per saham BTPS sebesar Rp 45 per saham.
Baca Juga: Emdeki Utama (MDKI) tebar dividen hingga Rp 22,77 miliar, simak jadwalnya
Sementara dilihat dari dividen yield-nya, BJBR menjadi yang tertinggi hingga 9,95%. Dengan catatan, dividen yield tersebut menggunakan harga saham pada penutupan perdagangan, Kamis (23/4), sebesar Rp 945.
Sementara itu, dividen yield saham TCID sebesar 4,44% dan dividen yield BTPS sebesar 2,01%. Asal tahu saja, saham TCID ditutup pada harga Rp 9.450 dan saham BTPS ditutup pada harga Rp 2.240.
Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, menjelaskan bahwa pembagian dividen yield memang bisa menjadi sentimen positif bagi saham.
Baca Juga: Banyak diincar masyarakat, Unilever: Distribusi es krim Vienetta sedikit terkendala
Sebab dividen yield menunjukkan berapa banyak penghasilan yang diperoleh dari setiap rupiah yang diinvestasikan ke dalam saham suatu perusahaan.
Oleh karenanya, lanjut Reza, tidak mengherankan jika pelaku pasar memburu saham-saham tersebut hingga tanggal cum dividen.
Jika mengamati pergerakan sama TCID, BJBR, dan BTPS sejak diumumkan membagikan dividen hingga penutupan perdagangan kemarin. Harga saham ketiganya memang cenderung meningkat.
TCID misalnya, mencatatkan kenaikan harga saham hingga 1,61% sejak pengumuman pembagian dividen Senin (20/4). Sementara, harga saham BJBR dan BTPS juga terkerek masing-masing 1,07% dan BTPS 1,82%.
Baca Juga: Khawatir kehabisan duit, Renault mengantre bantuan pinjaman Prancis
Reza menambahkan agar investor tidak hanya melihat besaran dividen yield. Sebab, persentase dividen yang tinggi saat ini sebagai konsekuensi harga saham yang tertekan, sehingga persentase dividen yieldnya semakin tinggi.
"Kembali lagi ke item kinerja laporan keuangan, prospek usahanya, dan harga sahamnya yang likuid," tutup Reza ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (23/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News