kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga emiten baru masuk di jajaran top gainners


Selasa, 09 Juli 2013 / 06:47 WIB
Tiga emiten baru masuk di jajaran top gainners
ILUSTRASI. 15 Universitas Negeri terbaik Indonesia Versi Webometrics 2022, Kampus Ini Nomor 1.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan tiga pendatang baru pada Senin (8/7). Mereka adalah PT Victoria Investama Tbk (VICO), PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) dan PT Bank Mestika Dharma Tbk (BBMD).

Ketiga emiten tersebut menduduki jajaran top gainers. Padahal di saat yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 3,68% ke 4.433,62.
VICO yang pada saat initial public offering (IPO) mengalami kelebihan permintaan hingga 26,7 kali, langsung dibuka menguat 34,4% dari harga perdana yang sebesar Rp 125 per saham. Bahkan, pada penutupan perdagangan, harga saham VICO naik hingga 68% menjadi Rp 210 per saham.

Permintaan saham VICO yang cukup banyak diduga karena VICO menyertakan waran sebagai pemanis. VICO tak hanya menawarkan 1,2 miliar saham atau setara 16,33%, tapi juga menawarkan waran sebanyak 2,1 miliar.

Direktur Andalan Artha Advsindo (AAA) Securities, Andri Rukminto, sebagai penjamin emisi VICO mengatakan, pemanis dalam bentuk waran menjadi salah satu siasat untuk menarik minat investor di saat kondisi pasar yang tengah volatile.

Kondisi yang terjadi pada saham milik grup Lippo, MLPT. Harga saham MLPT naik 50% di Rp 720 dari harga perdana di Rp 480. MLPT menawarkan 375 juta saham baru atau 20% saham. Artinya, MLPT meraup dana segar Rp 180 miliar. Satu lagi, saham BBMD juga meningkat mencapai 11,59% menjadi Rp 1.540 per saham dari harga perdananya Rp 1.380.

Meski beberapa harga saham baru ini terus meningkat, sejatinya, penjamin emisi IPO mempunyai kesepatan untuk melakukan stabilisasi jika harga terus turun. Hoesen, Direktur Penilaian BEI mengatakan, stabilisasi harga saham ini agar saham perdana tak langsung anjlok saat kondisi pasar saham tidak mendukung. Dia menambahkan, stabilisasi ini tergantung dari perjanjian antara perusahaan penjamin emisi dengan emiten. "Tidak dibatasi berapa persen saham, tergantung kesepakatan saja," jelas dia.

Emiten yang melakukan stabilisasi adalah PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). UBS Securities sebagai agen stabilisasi membeli saham SRTG 13,91 juta saham di harga rata-rata Rp 4.573,15 dengan total Rp 64,046 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×