kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga anak usaha APOL restrukturisasi utang


Selasa, 22 April 2014 / 06:33 WIB
Tiga anak usaha APOL restrukturisasi utang
ILUSTRASI. Layanan OJK


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) tengah mencari jalan untuk memperbaiki laporan keuangan. Salah satu caranya adalah dengan merestrukturisasi utang yang tak mampu dilunasi APOL hingga waktu jatuh tempo.

Dalam laporan keuangan 31 Desember 2013, APOL menyatakan, ada tiga anak usaha yang sedang negosiasi untuk merestrukturisasi utang. Mereka adalah Grand Bulk Shipping Limited (GBSL), Rosaceae Maritime Overseas S.A (Rosacea) dan Apol marine Co. Pte. Ltd (ARM).  

Secara spesifik, GBSL dan Rosaceae akan merestrukturisasi utang dari ING Bank, N.V, Singapura (ING Bank). GBSL memperoleh kredit dari ING Bank senilai US$ 37,6 juta pada 28 Maret 2008. Fasilitas ini digunakan membangun satu kapal.

Di saat bersamaan, GBSL juga meraih fasilitas maksimum US$ 28,2 juta. Pinjaman itu digunakan sebagai jaminan GBSL dalam pembayaran cicilan atas kontrak pembangunan kapal. Per 31 Desember 2013, saldo utang GBSL kepada ING Bank sebesar US$ 33,15 juta.

Sementara, anak APOL lain, Rosaceae, mengantongi utang dari ING Bank US$ 40,96 juta pada 6 November 2007. Fasilitas ini untuk mengonversi kapal jenis Suezmaz Tanker menjadi Capesize Bulk Carrier. Fasilitas dari ING Bank memiliki klausul tambahan jika APOL telat membayar cicilan utang.

GBSL, semisal, wajib membayar denda bunga 2% lebih tinggi dari suku bunga pinjaman yang dipatok 1,25% per tahun plus LIBOR tiga bulan.
Adapun, fasilitas utang ARM berasal dari kreditur lain, yaitu UOB Bank. Pagu pinjaman yang diperoleh 7 Juni 2007 US$ 27 juta. Fasilitas ini pun memberi tambahan denda 2% lebih tinggi jika APOL telat membayar cicilan.

Sebelum perjanjian itu, ARM sudah mengantongi dua fasilitas pinjaman dari UOB masing-masing US$ 11,63 juta dan US$ 3,6 juta. Fasilitas itu untuk membeli 14 kapal. Per akhir 2013, saldo pinjaman ARM ke UOB US$ 22,22 juta.  

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities menilai, restrukturisasi harus dilakukan APOL untuk mengangkat kinerja. Hantaman yang dirasakan APOL terjadi sejak krisis 2008. Pasalnya, sektor komoditas tak kunjung pulih. Di sisi lain, beban operasional APOL terus menanjak.

"Dalam kondisi berat, restrukturisasi utang perlu dilihat apakah dampaknya akan signifikan atau tidak," kata Reza. Selain restrukturisasi,  APOL semestinya diversifikasi dan divestasi aset.

APOL telah menjual dua kapal, yaitu BG APOL 3005 kepada CV Sinar Agung senilai Rp 3 miliar pada 29 Januari 2014. Dan, kapal MV Urmila dijual kepada Natalia Shipping Limited senilai US$ 4,49 juta pada 3 April 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×