Reporter: Venny Suryanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau tak setenar produk pasar modal dan keuangan, peminat investasi lukisan memang tak banyak. Maklum, lukisan hanya bisa dinikmati para penikmat seni selain harganya yang cukup mahal.
Bagi kaum penikmat karya seni, lukisan menjadi salah satu benda seni yang berharga. Hal ini lantaran lukisan memiliki makna tersendiri dan dapat disimpan dalam jangka waktu lama dengan nilai jual yang tak pernah surut.
Ketua Asosiasi Galeri Senirupa Indonesia (AGSI) sekaligus Art Gallerist Edwin Rahardjo mengungkapkan, saat ini masyarakat Indonesia belum banyak mengenal karya seni sehingga minat untuk menjadikan lukisan sebagai koleksi atau investasi juga masih minim. Padahal, nilai sebuah karya seni sangatlah berharga dan mahal.
Meski bernilai dan dapat dijadikan investasi, Edwin mengatakan, lukisan tak mudah dijadikan sebagai instrumen investasi
"Saya selalu bilang tidak mudah beli lukisan untuk investasi, beberapa faktornya ini karena publik kita cenderung kurang masuk museum lukis bahkan hampir tidak ada museum," kata Edwin kepada KONTAN, Jumat (29/12).
Baca Juga: Investasi Lukisan Bisa Menguntungkan, Tapi...
Edwin mengatakan ia tetap melahirkan seniman-seniman mahal dari lukisan. Misal, Christine Ay Tjoe asal Bandung. Dalam riset KONTAN, lukisan Ay Tjoe dengan lukisan karyanya terjual miliaran rupiah di Sotheby's, rumah lelang bergengsi yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS).
Lukisan ini bertajuk "The Team of Red." Menurut pantauan di laman Sotheby's, lelang telah ditutup pada 2 Juli 2023 dan menetapkan lukisan tersebut terjual S$ 990.600 atau sekitar Rp 11 miliar.
Dikenal sebagai salah satu seniman abstrak terkemuka di Asia Tenggara, Christine Ay Tjoe dihormati dengan pameran di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2019, seniman ini turut dianugerahi Asia Arts Game Changer Award, setelah retrospektif utamanya di Museum Seni Kontemporer Abad ke-21, Kanazawa, setahun sebelumnya.
Selain pameran tunggal di Hong Kong, London, Shanghai, Seoul, Tokyo, Taipei, Singapura, dan Jakarta, karya Christine Ay Tjoe juga ditampilkan dalam pameran kelompok terkemuka di seluruh dunia, termasuk di Asia Society Triennial, New York tahun 2020, Royal Academy of Arts, London tahun 2017, National Taiwan Museum of Fine Arts, Taichung tahun 2012 dan Singapore Art Museum di tahun 2012.
"Mereka pameran di institusi penting dan terkemuka serta juga berpamor," kata Edwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News