kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tidak bagi dividen saham GGRM turun Rp 5.000, JPMorgan menyarankan beli


Jumat, 04 September 2020 / 09:05 WIB
Tidak bagi dividen saham GGRM turun Rp 5.000, JPMorgan menyarankan beli
ILUSTRASI. Jajaran direksi PT. Gudang Garam Tbk. Heru Budiman (ke dua kanan), bersama Slamet Budiono (kanan), Herry Susianto (kiri), dan Istata Taswin Siddharta (ke dua kiri) menjawab pertanyaan wartawan saat konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Guda


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

JP Morgan tetap memasang overweight saham GGRM karena ada potensi penurunan harga saham lebih lajut Sehingga saham GGRM saat ini diperdagangkan pada PER 9 kali untuk tahun 2021 dibandingkan 12-13 kali dalam setahun terakhir. 

"Kami yakin, GGRM akan membagikan dividen tahun depan jika situasi kembali normal di Indonesia, terutama tren pembayaran dividen sebelum Covid telah menunjukkan peningkatan dalam 7 tahun terakhir," jelas Analis JPMorgan. 

Baca Juga: Gudang Garam (GGRM) Terimpit Pandemi dan Kenaikan Tarif Cukai Rokok

JP Morgan dalam riset bahkan mengaku akan menjadi pembeli saham GGRM jika harga saham jatuh lebih dari pembayaran dividen tersirat Rp 2.600 per saham. GGRM berlanjut untuk mendapatkan pangsa pasar pada kinerja portofolio tar tinggi yang kuat. 

GGRM saat ini diperdagangkan pada di tahun 2021 relatif tidak menuntut dibandingkan dengan rata-rata historis satu tahun di 12-13 kali. Pada tahun ini, draf anggaran pemerintah menunjukkan peningkatan pemungutan cukai hanya 4% secara yoy untuk tahun 2021, lebih rendah dari tahun ini. 

Akibatnya, JPMorgan yakin, pendapatan GGRM akan meningkat 19% di tahun depan. Ini didorong kenaikan harga jual rata-rata, kenaikan pajak cukai serta lingkungan harga cengkeh yang rendah. "Kami yakin kenaikan pajak cukai akan kurang dari dua kali lipat dalam jangka menengah, mengingat inflasi di Indonesia telah menurun selama lima tahun terakhir," ujar JPMorgan. 

Kami juga percaya Pemerintah akan bersikap rasional dalam memutuskan kenaikan tersebut, mengingat industri tembakau menyerap 3%-4% tenaga kerja Indonesia. GGRM secara khusus adalah perusahaan penerima manfaat utama dari peralihan baru-baru ini kembali ke rokok full flavor, mengingat portofolionya adalah sebagian besar rasa sentris. 

Baca Juga: Ini kelanjutan pembangunan bandara Kediri oleh Gudang Garam (GGRM)

JPMorgan juga melihat kemampuan GGRM mempertahankan pangsa pasarnya meskipun ada kenaikan pajak cukai di tahun ini tindakan yang bagus. GGRM memperkirakan, keuntungan pangsa pasar akan terus berlanjut di tahun 2021. 

Secara agregat, profil pertumbuhan pendapatan GGRM, digabungkan dengan penilaian yang wajar relatif terhadap rekan-rekan di kawasan itu menarik dan menurut pandangan GGRM akan menjamin keputusan mempertahankan posisi overweight. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×