Reporter: Eldo Christoffel Rafael, Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Masa mudik Lebaran tinggal dalam hitungan jari. Kemacetan lalu lintas saat mudik adalah pemandangan biasa setiap tahun. Namun, kepadatan arus kendaraan di jalur mudik, khususnya ruas jalan tol, adalah berkah bagi PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Selama masa mudik dan arus balik lebaran, biasanya H-7 dan H+7 Lebaran, trafik kendaraan di sejumlah ruas jalan bebas hambatan berpotensi meningkat. Kondisi tersebut tentu berdampak positif bagi JSMR, yang menjadi pemain utama operator jalan tol di Indonesia.
Liga Maradona, Analis Recapital Securities, berpendapat, fundamental dan prospek bisnis JSMR dalam jangka panjang masih menarik. Secara historis, menjelang lebaran pendapatan dari ruas tol jauh meningkat.
Liga mengestimasi, pendapatan perseroan di kuartal II 2016 akan bertumbuh lebih dari 100% quarter-on-quarter (qoq) dibandingkan kuartal I 2016. Sepanjang tahun ini, perseroan diprediksi meraup pendapatan sekitar Rp 10,82 triliun dan laba bersih Rp 1,48 triliun.
"Pendapatan ditunjang oleh jalan tol yang dilewati para pemudik, seperti ruas Jakarta-Cikampek, Jakarta-Tangerang dan Palimanan-Kanci," ungkap dia.
Dia melihat, kenaikan tarif jalan tol di beberapa ruas sejak tahun lalu akan berimplikasi positif pada tahun ini. Selain itu, lonjakan volume pengguna jalan tol saat mudik Idul Fitri akan memperbesar peluang kenaikan pendapatan JSMR.
Namun perlu diperhatikan, pada tahun lalu Lebaran jatuh pada kuartal ketiga. Sedangkan tahun ini masa mudik di akhir kuartal kedua. "Sehingga, di kuartal kedua akan terjadi lonjakan lebih tinggi ketimbang kuartal ketiga di tahun ini," tutur Liga.
Prospek JSMR semakin cerah lantaran konsesi jalan tol emiten ini terus bertambah. Misalnya, konsesi jalan tol baru seperti ruas jalan tol Balikpapan-Samarinda, Manado-Bitung, Pandaan-Malang dan Batang-Semarang. Konsesi ini akan dapat mengerek pendapatan JSMR di masa yang akan datang.
Risiko Jasa Marga
Tentu JSMR juga memiliki risiko, yakni pendanaan besar untuk membangun jalan tol akan membebani kondisi keuangan. Meski demikian, peluang JSMR mengeduk pendanaan masih cukup terbuka. Rencana rights issue diprediksi akan diterima investor.
"Tetapi utang yang menumpuk akan menambah beban bunga JSMR, sehingga manajemen perlu memperhatikan hal tersebut," kata Liga.
Sementara Analis Minna Padi Investama Clement Hardjono melihat, tahun ini belum ada pengumuman pemangkasan tarif jalan tol, meski Lebaran menjelang. Arus kendaraan berpotensi meningkat dua kali lipat.
Clement bilang, pendapatan dari kuartal pertama ke kuartal kedua akan naik 10%. Pendapatan JSMR semasa libur Lebaran diproyeksikan masuk ke pendapatan kuartal ketiga. Sebab, puncak arus mudik maupun arus balik terjadi pada Juli atau awal kuartal ketiga. Sedangkan kuartal kedua akan berakhir Juni.
"Saya memprediksi, margin laba bersih JSMR tahun ini di kisaran 13%," kata Clement.
Pendapatan utama JSMR selama masa libur Lebaran bisa diperoleh dari ruas jalan tol Palimanan-Kanci yang sudah terintegrasi dengan ruas Cikopo-Palimanan. Demikian pula ruas Surabaya-Gempol, seksi Kejapanan-Gempol sudah beroperasi pada Mei lalu.
Clement menilai, pembukaan ruas baru memiliki sejumlah dampak positif bagi perseroan. Selain pendapatan naik, pembukaan jalan tol Palikanci, misalnya, akan mengerek volume trafik ruas tol Jakarta-Cikampek serta memperkuat sinergi antar ruas jalan tol.
"Pemerintah serius membangun proyek infrastruktur, termasuk tol," kata Clement.
Bob Setiadi, analis Mandiri Sekuritas dalam riset memprediksi, pertumbuhan volume trafik kendaraan berpotensi meningkat 4,6%-6,4% di tahun 2016-2018. Ruas jalan tol di luar Jakarta sebagai penggenjot utamanya.
Bob bilang, pemerintah akan memberi diskon tarif seperti tahun sebelumnya. Di 2015, pemerintah menerapkan tarif diskon 25%-35% saat mudik. "Ekspektasinya, pemerintah menerapkan tarif diskon yang sama," kata Bob.
Dengan diskon tarif, dia akan menurunkan target pendapatan JSMR sebesar 1,1% di tahun 2016-2019. Bob memprediksi, pendapatan JSMR tahun ini mencapai Rp 8,66 triliun. Bob merekomendasikan netral JSMR dengan target Rp 5.300 per saham.
Liga dan Clement merekomendasikan buy dengan target masing-masing Rp 6.325 dan Rp 6.000. Harga JSMR kemarin di posisi Rp 5.150 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News