kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

The Fed tahan suku bunga, IHSG bakal terkena imbas positif


Rabu, 09 Januari 2019 / 21:54 WIB
The Fed tahan suku bunga, IHSG bakal terkena imbas positif


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. The Fed diprediksi akan memperlambat kenaikan suku bunga acuan alias fed funds rate (FFR) di tahun ini. Bank Central Amerika ini akan mengurangi jumlah kenaikan suku bunga di 2019 terutama pada Maret dan September nanti, sehingga suku bunga diprediksi bakal naik sekali saja.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, kecondongan dovish yang bakal dilakukan The Fed bakal membawa angin segar bagi pergerakan mata uang global termasuk rupiah. “Tentu ini akan jadi sentimen positif bagi pergerakan indeks karena akan menguatkan rupiah kalau The Fed dovish,” paparnya pada hari ini (9/1).

Selain itu, ia juga menambahkan bahwa laju indeks di tahun ini akan turut dipengaruhi oleh Pemilu nasional maupun daerah serta Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Maka William memprediksi pergerakan indeks di sepanjang 2019 ini bakal bergerak di rentang support dan resistance masing-masing di level 6.200 hingga 6.800.

Sementara itu, analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada menjelaskan bahwa sentimen dovish tersebut membuat rencana kenaikan agresif suku bunga The Fed akan tertahan. “Maka, ketika suku bunga acuan tetap atau bahkan turun akan positif untuk pasar keuangan, termasuk pasar saham,” paparnya.

Namun bagi dia, perlu melihat sentimen lainnya yang juga bakal jadi penggerak IHSG. Di antaranya dari global misalkan masih ada potensi perang dagang AS-China, kebijakan goverment shutdown Trump, kondisi yang ada di Uni Eropa, terkait Brexit, penyelesaian anggaran berbagai negara Uni Eropa yang bermasalah, pertumbuhan ekonomi dan industri, hingga langkah European Central Bank (ECB) yang akan mulai mengurangi program stimulusnya.

Sedangkan dari dalam negeri, Reza bilang ada sentimen seperti rilis berbagai indikator utama makronomi internal selalu menjadi perhatian pelaku pasar. Biasanya pelaku pasar mencermati rilis pertumbuhan ekonomi kuartalan, inflasi, neraca perdagangan, dan cadangan devisa. “Selain itu, indeks juga akan dipengaruhi oleh rilis kinerja keuangan emiten,”tambahnya.

Maka ia meramalkan indeks akan bergerak dalam tempo enam bulan ke depan di kisaran support di level 6.095 hingga 6.125. Sementara resisten di level 6.385 hingga 6.412. “Kalau sampai akhir tahun 2019, bisa berada di kisaran support di level 6.600 dan resistance di level 6.700,”pungkas dia.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×