kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

The Fed hingga inflasi membawa rupiah meninggalkan level psikologisnya pekan ini


Jumat, 01 Februari 2019 / 17:17 WIB
The Fed hingga inflasi membawa rupiah meninggalkan level psikologisnya pekan ini


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam seminggu ini, rupiah berhasil menasbihkan diri sebagai salah satu mata uang Asia yang tahan banting di hadapan dollar AS. Pada penutupan perdagangan pasar spot pada Jumat (1/2), rupiah menguat kembali di posisi Rp 13.947 per dollar AS. Angka ini meningkat sebesar 0,15% dari posisi sebelumnya di Rp 13.970 per dollar AS.

Sementara itu, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukan posisi rupiah berada di level Rp 13.978 per dollar AS. Angka ini juga mengalami peningkatan sebesar 0,67% dibandingkan posisi sebelumnya di level Rp 14.072 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede masih melihat pengaruh global yakni pernyataan dovish The Fed untuk menahan suku bunga acuannya di level 2,25% - 2,5% pada Rabu (30/1), memberi kekuatan untuk rupiah. “Dibandingkan dengan akhir pekan lalu, rupiah minggu ini menguat hampir 1%. Rupiah dapat rally meninggalkan level psikologisnya di level Rp 14.000 per dollar AS,” jelas Josua pada Jumat (1/2).

Tak hanya itu, Josua menilai walau perundingan dagang antara China dan AS masih belum membuahkan keputusan final, optimisme dari pertemuan tersebut turut membuat investor mengalihkan dananya ke pasar emerging market. Selanjutnya, pertemuan antara China dan AS akan kembali digelar pada Maret mendatang dengan kehadiran Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jin Ping.

Ditambah lagi, pemulihan kembali kantor pemerintahan AS setelah government shutdown, ternyata juga belum mampu mendongkrak dollar AS.

Tak hanya itu, data inflasi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini, turut memberi kekuatan pada rupiah. Seperti yang sudah diketahui, angka inflasi pada Januari 2019 berada di bawah konsensus, yakni berada di level 0,32% semetara inflasi tahunannya berada di posisi 2,82%. BPS sendiri awalnya menargetkan inflasi tahunan berada di angka 3,2%.

"Ïnflasi yang dapat dikendalikan inilah, yang turut menopang penguatan rupiah hari ini,” tuturnya.

Menilik pergerakan rupiah pekan depan, Josua mengingatkan untuk mewaspadai rilis data payroll Amerika, data ketenagakerjaan, indeks keyakinan konsumen, sebab hal tersebut bisa mempengaruhi penguatan rupiah pekan depan.

Permasalahan Brexit yang masih berlarut pada pengambilan rencana B (Plan B), digadang dapat mengguncang Euro dan Schilling, serta memberi kekuatan pada dollar AS. “Bila demikian, tak menutup kemungkinan rupiah ikut melemah,” ucap dia.

Menghadapi Imlek pekan depan, Josua memprediksi volume perdagangan melandai. Dengan begitu dirinya memprediksi rupiah akan bergerak di level Rp 13.900 per dollar AS - Rp 14.100 per dollar AS pada perdagangan pasar spot pekan depan.

Sementara analis dari Monex Investindo Futures, Putu Agus, masih menilai rilis data payroll, ketenagakerjaan, dan indeks keyakinan konsumen yang akan dikeluarkan AS nanti malam, tetap akan memberi dampak pada volume perdagangan walau Chinese New Year berlangsung.

Putu memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp 13.740 per dollar AS - Rp 14.090 per dollar AS pada pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×