kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebijakan pemerintah cenderung populis, IHSG diproyeksi melanjutkan rally di Februari


Jumat, 01 Februari 2019 / 15:57 WIB
Kebijakan pemerintah cenderung populis, IHSG diproyeksi melanjutkan rally di Februari


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil meraih catatan positif sepanjang Januari 2019. Tercatat IHSG berhasil mengakhiri perdagangan Januari 2019 dengan penguatan sebesar 5,01% yang didukung oleh aksi beli bersih atawa net buy asing sebesar Rp 13,43 triliun.

Asal tahu saja, IHSG tercatat mengakhiri perdagangan Januari 2019 dengan penguatan sebesar 1,06% ke level 6.532. Ini adalah pertama kalinya indeks menyentuh level psikologis 6.500 sejak 12 Maret 2018 lalu.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra mengatakan raihan positif IHSG pada Januari 2019 punya peluang untuk terulang kembali di bulan Februari 2019. Pasalnya, sejumlah sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri masih berhembus di pasar. "Dari dalam negeri, pemerintah tidak akan mengeluarkan kebijakan yang tidak populis terhadap masyarakat dan bursa saham jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019," kata dia kepada Kontan.co.id Jumat (1/2).

Aditya bilang, melunaknya kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) terkait dengan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) menjadi angin segar bagi pergerakan IHSG pada Februari 2019. The Fed telah memutuskan untuk menahan FFR pada level 2,25%-2,50%. Terlebih lagi The Fed telah menyampaikan sikapnya yang cenderung dovish, menahan laju kenaikan FFR tahun ini. "Hal ini tentunya berpengaruh juga terhadap kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait dengan penentuan suku bunga acuan atau BI 7 Day Reverse Repo Rate (7DRR) dan kestabilan nilai tukar rupiah yang diperkirakan masih akan berlanjut," papar dia.

Menurut Aditya meredanya ketegangan antara AS dan China terkait dengan perang dagang ikut menjadi katalis bagi pergerakan indeks di bulan kedua tahun 2019. Perlu diketahui bahwa Presiden AS Donald Trump memuji perundingan dagang antara delegasinya dengan China yang berakhir pada Kamis (31/1). Trump menyebut ada kemajuan yang luar biasa dari perundingan tersebut. Kemudian taipan properti AS itu juga menyambut baik surat yang dikirimkan oleh Presiden China Xi Jinping kepadanya terkait perundingan dagang antara AS dan China.

"Investor akan mencermati juga angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2018 dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS, jika kedua data tersebut berhasil melampaui estimasi tentunya akan jadi sentimen positif bagi indeks," ungkap Aditya.

Lalu terkait dengan angka inflasi yang baru saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Aditya menilai angka tersebut bisa dibilang rendah dan stabil. BPS baru saja merilis angka inflasi minggu keempat Januari 2019 0,32 % dengan inflasi tahunan sebesar 2,82% secara tahunan atau year on year (yoy). "Inflasi tergolong rendah dan stabil, artinya tekanan dari sisi suku bunga cukup rendah, tapi interaksi terhadap permintaan dan penawaran belum sepenuhnya pulih, ekonomi masih berusaha untuk tumbuh," kata dia.

Terakhir, secara historis selama 10 tahun terakhir potensi penguatan IHSG di bulan Februari cukup besar, yakni 78%. Menurut Aditya hal tersebut juga bisa dijadikan acuan untuk melihat pergerakan indeks di bulan Februari 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×