Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,09% ke level 6.538,63 pada awal bulan Februari ini.
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, selama sepekan ini indeks cenderung bergerak positif dengan kenaikan hampir mencapai 1%.
Ia bilang, faktor-faktor yang membuat indeks bergerak positif karena rupiah yang semakin menguat terhadap dollar AS dan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuannya. “Selain itu, tensi perang dagang antara AS-China sedikit memudar ada peluang negosiasi ke arah yang lebih baik. Lalu hasil kinerja emiten perbankan sejauh ini juga positif yang terlihat dari hasil laporan keuangan di kuartal-IV 2018 lalu. hal ini membuat investor semakin optimistis menatap bursa saham ke depan,” paparnya, Jumat (1/2).
Sementara untuk pekan depan, Aditya memprediksi pergerakan IHSG akan dibayangi oleh beberapa sentimen di antaranya hasil data makro ekonomi seperti inflasi yang positif, rupiah yang menguat tentu akan membuat peluang BI mempertahankan suku bunga juga terbuka lebar.
“Selain itu, pekan depan ada rilis PDB Indonesia di kuartal-IV 2018. Jika hasilnya relatif sesuai dengan ekspektasi, maka ini akan cukup bagus untuk menjadi penopang IHSG, apalagi jika ternyata ada surprise growth,” imbuhnya.
Ia juga menambahkan data business confidence dan consumer confidence di Indonesia juga penting untuk dicermati. “Sementara kalau sentimen dari luar, angka PDB AS juga akan sangat dinantikan dan dicermati oleh investor,” lanjutnya.
Maka untuk sepekan ke depan, ia memprediksi IHSG akan bergerak menguat dengan rentang support di level 6.410 dan resistance di level 6.620.
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas ikut berpendapat bahwa IHSG selama sepekan terakhir ini sudah menguat sebesar 0,86% ke level 6.538.
Ia menjelaskan sentimen penguatan indeks berasal dari eksternal terkait sinyal kenaikan suku bunga yang melemah seiring kondisi perekonomian AS yang saat ini belum mengindikasikan untuk agresif. Dengan begitu, The Fed yang mengindikasikan kenaikan suku bunga dihentikan sementara dan langkah kebijakan selanjutnya akan tergantung pada data ekonomi. “Kemudian pada pertemuan FOMC 31 Januari 2019 menghasilkan keputusan suku bunga the fed tetap di level 2,5%,” ujarnya.
Sedangkan sentimen dari domestik yang mempengaruhi IHSG adalah penguatan rupiah dalam satu bulan terakhir. Di mana, rupiah sudah menguat sebesar 2,17% ke level Rp 13.960 per dollar AS. “Sentimen lainnya selain Januari effect yaitu karena berdekatan pesta demokrasi sehingga secara tidak langsung meningkatkan konsumsi masyarakat,” tambah dia.
Ia juga menuturkan IHSG secara history selalu mengalami kenaikan menjelang pemilu. Dengan asumsi demokrasi yang aman dan lancar akan meningkatkan kepercayaan investor untuk terus berinvestasi di Indonesia. “Terbukti capital inflow yang terjadi. Dimana Asing tercatat sudah melakukan net buy sebesar Rp 3,70 triliun selama sepekan dan 14,50 triliun secara year to date,” katanya.
Untuk minggu depan, Sukarno memperkirakan, IHSG masih berpeluang menguat. Sentimen untuk minggu depan ada rilis data pertumbuhan ekonomi 2018 yang diperkirakan berdasarkan konsensus di 5,17%. Yang artinya lebih baik dari sebelumnya di 5,07% pada tahun 2017.
Maka Sukarno memprediksi indeks bakal bergerak menguat dengn support di level 6.464 dan resistance di level 6.630.
Sementara itu, analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan bahwa penguatan indeks selama sepekan terakhir ini dipengaruhi oleh faktor pembelian bersih investor asing dan penguatan rupiah.
Selanjutnya pada pekan depan, ia memprediksi indeks akan tetap bergerak menguat. “IHSG akan dipengaruhi oleh kelanjutan damai perang dagang AS dan China, penguatan rupiah, dan laporan-laporan keuangan emiten,” tandasnya.
William meramalkan IHSG akan menguat dengan support di level 6.500 dan resistance di level 6.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News