Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib rupiah pada perdagangan Kamis (17/6) akan ditentukan oleh pernyataan dari dua bank sentral, yakni The Fed dan Bank Indonesia (BI).
Pasalnya, dari segi sikap, diekspektasikan keduanya masih akan memberikan kebijakan akomodatif dan tidak mengubah suku bunga acuan. "Kemungkinan besar, kedua bank sentral tersebut masih akan memberikan kebijakan akomodatif. Sehingga, statement dari para gubernur lah yang akan diperhatikan pelaku pasar," kata Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana kepada Kontan.co.id, Rabu (16/6).
Menurut Fikri, dengan data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) maupun Indonesia yang membaik, adanya perubahan nada atau runutan kalimat dari para gubernur akan memengaruhi ekspektasi pasar.
Terlepas dari pernyataan para gubernur tersebut, Fikri meyakini rupiah berpotensi menguat. Apalagi fundamental rupiah cukup baik setelah rilis data neraca dagang yang kembali surplus US$ 2,3 miliar.
Baca Juga: Ekonom: Jaga ekspektasi masyarakat jadi tugas pemerintah di tahun 2022
Fikri memproyeksikan, rupiah akan berada pada kisaran Rp 14.100 per dolar AS-Rp 14.300 per dolar AS. Adapun, rupiah pada Rabu (16/6) kembali mencatatkan koreksi.
Di pasar spot, rupiah ditutup melemah 0,09% ke Rp 14.238 per dolar AS. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, Mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.257 per dolar AS atau turun 0,09% dari penutupan sebelumnya.
Baca Juga: Jelang FOMC Meeting, rupiah melemah 0,09% ke Rp 14.238 per dolar AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News