kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

The Fed dan Bank of England kompak pertahankan suku bunga, GBP/USD masih terkoreksi


Kamis, 21 Maret 2019 / 16:27 WIB
The Fed dan Bank of England kompak pertahankan suku bunga, GBP/USD masih terkoreksi


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca The Federal Reserve (The Fed) dan Bank of England (BOE) resmi mempertahankan suku bunganya masing-masing di level 2,25%-2,5% dan Bank Of England (BOE) di level 0,75%, pasangan mata uang GBP/USD terpantau melemah pada perdagangan Kamis (21/3).

Mengutip Bloomberg, pukul 16.40 WIB, pasangan GBP/USD ada di level 1,3160, melemah 0,27% dari sehari sebelumnya yang ada di 1,3198. 

Analis Asia Tradepoint Futures Cahyo Dewanto menjelaskan pelemahan USD terhadap beberapa major currency tidak berpengaruh pada GBP. Sebelumnya Office for National Statistics (ONS) menyebut data ketenagakerjaan Inggris sebagai hasil yang lumayan. 

Pada Rabu (20/3) lalu, ONS melaporkan rata-rata gaji pekerja Inggris dalam tiga bulan, naik sebesar 3,4% secara tahunan. Tingkat pengangguran turun sebesar 3,9% dari angka 4%.

“Namun jumlah pengangguran melonjak sebesar 27.000 pada Februari, angka ini lebih tinggi dari sebelumnya sebesar 14.200. Pertumbuhan PDB Inggris juga melambat 0,2% pada kuartal IV-2018. Tingkat defisit perdagangan Inggris juga makin melebar pada Oktober 2018,” tutur Cahyo saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (21/3).

Ia melanjutkan, walau ONS mengklaim data ketenagakerjaan bagus dan nilai inflasi berada lebih rendah dari perkiraan, keadaan Inggris masih terhantam oleh data PDB, business confidence, serta perkiraan Bank of England (BOE) yang masih mempertahankan suku bunga acuannya di level 0,75%.

“Menurut data dari Forex Calender, Inggris secara fundamental belum siap menaikkan suku bunga acuan, bahkan data ekonomi yang ada pun tidak dapat mendukung kenaikannya,” tambah Cahyo.

Cahyo bilang, makin alotnya perundingan Brexit sebenarnya menjadi sentimen negatif. Saat ini Brexit memasuki babak perpanjangan waktu yang lama dan makin menemui kesulitan bernegosiasi dengan Uni Eropa (UE).

Sementara dari sisi AS, USD memang rentan mengalami gejolak mengingat keputusan The Fed yang cenderung dovish. Hasil rapat The Fed Rabu (20/3) lalu, juga mengubah arah suku bunga acuan dalam jangka menengah di level 2,375%. Dengan target demikian, para analis memprediksi kenaikan suku bunga acuan tidak akan terjadi sampai akhir tahun 2019.

Pada Desember 2018, The Fed menargetkan suku bunga di posisi 2,875%, di mana posisi tersebut membutuhkan kenaikan suku bunga acuan, setidaknya dua kali. Namun melihat pertumbuhan ekonomi global yang melambat rencana tersebut harus kandas.

Namun demikian, kejatuhan pasangan mata uang GBP/USD masih akan terus terjadi dalam jangka pendek.

Secara teknikal, pasangan mata uang GBP/USD berada di posisi MA 50,100,200. Sementara RSI berada di areal 14, yang menunjukan buy. 

Sementara stochastic berada di area 9,6 yang juga mengisyaratkan beli, sementara MACD menunjukkan jual di posisi 12,26. Cahyo sendiri merekomendasikan buy.

Sementara untuk pergerakan pasangan GBP/USD besok, diproyeksi akan berada di rentang 1,3185-1,3230. Sedangkan untuk sepekan ke depan akan bergerak di rentang 1,2930 – 1,44370.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×