Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sepekan rupiah berhasil menguat merespon sikap dovish The Fed.
Mengutip Bloomberg, di pasar spot pada Jumat (1/2), rupiah ditutup di level Rp 13.948 per dollar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,17% dibanding sehari sebelumnya yang ada di level Rp 13.973 per dollar AS. Pada akhir pekan ini, rupiah ada di level terkuatnya sejak Juni 2018. Sementara itu, selama sepekan, rupiah menguat 1,02%.
Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia, hari ini rupiah tercatat menguat 0,66% ke Rp 13.978. Dalam sepekan rupiah juga tercatat menguat sebesar 1,31%.
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra mengatakan penguatan rupiah sepekan ini karena dipengaruhi oleh pandangan The Fed yang cenderung dovish dalam menaikkan suku bunga acuan mereka. Apalgi di Kamis (31/1) The Fed menyatakan akan berhati-hati dalam mengubah kebijakan terkait suku bunga di tahun ini. Bahkan, ada kemungkinan di tahun ini suku bunga acuan AS tidak naik.
"Faktor bayangan ekonomi AS yang melemah serta inflasi yang menurun serta The Fed yang tidak lagi agresif ini yang membuat rupiah menguat signifikan dalam sepekan ini," kata Putu, Jumat (1/2).
Dari dalam negeri, Putu melihat rupiah di akhir pekan menggenapkan penguatannya selama ini karena didukung data inflasi Januari 2019 sebesar 0,32% secara month on month lebih rendah dari inflasi bulanan Desember 2018 yang sebesar 0,62%. Tingkat inflasi tahunan juga masih tercatat rendah di 2,82%.
"Masuknya investor asing ke pasar keuangan domestik juga menunjukkan tingkat kepercayaan investor ke Indonesia sudah mulai bagus," kata Putu.
Untuk sepekan depan, data ketenagakerjaan AS dan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mempengaruhi pergerakan rupiah.
Putu memproyeksikan sepekan depan rupiah berada di rentang Rp 13.730 per dollar AS hingga Rp 14.090 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News