kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

The Fed berencana mulai tapering off akhir November 2021, cermati saham-saham ini


Kamis, 04 November 2021 / 22:28 WIB
The Fed berencana mulai tapering off akhir November 2021, cermati saham-saham ini
ILUSTRASI. The Fed berencana mulai tapering off akhir November 2021, cermati saham-saham ini


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Federal Reserve (The Fed) mengumumkan akan mengurangi pembelian obligasi atau tapering off mulai akhir bulan November 2021. Sebagai langkah awal, pembelian obligasi akan dipangkas sebesar US$ 15 miliar per bulan dari nilai pembelian saat ini mencapai US$ 120 miliar per bulan. 

Menanggapi hal ini, Research Analyst FAC Sekuritas Indonesia, Patrick Jorghy Manek, mengungkapkan, dampak tapering off terhadap bursa saham tidak akan signifikan atau minim. Mengingat, kabar tapering off sudah berhembus sejak awal tahun.

Dengan adanya informasi tersebut, Patrick melihat pelaku pasar cenderung lebih siap menghadapi tapering off kali ini.

"Pelaku pasar telah memproyeksikan atau mengira bahwa kebijakan tapering off ini suatu hari nanti akan terlaksana terlihat dari data inflasi Amerika Serikat dalam beberapa waktu  belakangan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/11). 

Baca Juga: Saham-saham yang banyak dijual asing saat IHSG ditutup menguat pada Kamis (4/11)

Untuk jangka pendek atau short term, aliran dana keluar atau capital outflow memang akan terjadi, sehingga bursa akan terkonsolidasi karena ada penyesuaian.

Akan tetapi, dampak yang ditimbulkan tidak akan sedalam yang pernah terjadi sebelumnya di tahun 2013. Pada saat itu, investor asing cenderung menguasai hingga 70%. Berbeda dengan saat ini, investor domestik cenderung mendominasi. 

"Kalau terjadi konsolidasi pun, dapat dimanfaatkan untuk buy on weakness saham saham yang memiliki kinerja yang baik," ujarnya. 

Untuk jangka menengah dan panjang, dampak sentimen ini tidak signifikan atau minim. Mengingat, bursa memiliki sederet sentimen positif lain yang lebih berpengaruh seperti vaksinasi yang terus meningkat, jumlah kasus Covid-19 yang mampu ditekan, serta laporan emiten keuangan kuartal III yang mayoritas membaik.

 

Adapun bursa juga memiliki sentimen positif berupa window dressing menjelang akhir tahun. 

Mempertimbangkan hal tersebut,pelaku pasar disarankan mencermati saham-saham yang berpotensi mengalami window dressing di akhir tahun seperti BBRI, BBNI, BBCA, TLKM, dan ASII.

Saham-saham tersebut dinilai memiliki kinerja fundamental yang baik dan mengalami pertumbuhan bottom line sepanjang tahun 2021. 

"Di saat yang sama, saham tersebut rutin untuk membagikan dividen. Jadi bagus untuk mid to long term serta juga masih relevan dengan January effect," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/11). 

Adapun target harga BBRI berada di Rp 4.500 per saham, BBNI di Rp 7.500 per saham, BBCA di Rp 8.000 per saham, TLKM di Rp 4.000 per saham, serta ASII di Rp 6.500 per saham. 

Sementara itu, Head of Investment Reseacrh Infovesta Wawan Hendrayana mengungkapkan, sentimen tapering off  menjadi momentum yang tepat untuk melirik saham-saham sektor keuangan khususnya perbankan. 

 

Sepengamatannya, pengurangan stimulus dalam jangka panjang akan menguntungkan untuk banyak sektor terkait ekspor dan komoditas. Sementara dalam jangka pendek,  tapering off bisa menekan harga obligasi, sehingga sektor keuangan seperti perbankan yang dapat terkoreksi dalam jangka pendek. 

"Namun dalam jangka panjang sektor keuangan perbankan menjadi salah satu yang paling diuntungkan oleh recovery ekonomi oleh karena itu justru disarankan buy on weakness," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/11). 

Beberapa saham yang bisa dicermati seperti BBCA dengan target harga sekitar Rp 8.000 per saham, BMRI sekitar Rp 7.500 per saham, dan BBRI sekitar Rp 4.750 per saham. 

Wawan pun melihat, isu tapering off yang sudah mencuat sejak dua kuartal terakhir membuat investor sudah memperhitungkan asumsi tapering dalam melakukan trading sebelumnya sehingga pergerakan harga IHSG saat ini tidaklah signifikan. 

Selanjutnya: Bukan tapering, ini sebab investor asing keluar dari SBN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×