Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
Sekadar mengingatkan, harga batubara mulai turun setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada September 2022 silam. Di sepanjang tahun 2023, harga barubara telah ambruk sekitar 64,85% menjadi US$136,95 per ton.
Selama kuartal pertama 2024, harga batubara mengalami koreksi sekitar 10,5%. Berdasarkan data Bloomberg, harga batubara kini bertengger di US$137,95 per ton per Selasa (4/6).
Menurut Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama Kiswoyo Adi Joe, kinerja UNTR masih akan sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga batubara. Jadi, selama harga batubara turun, maka pendapatan dan laba bersih UNTR juga akan mengikuti penurunan. Begitu pula sebaliknya.
“UNTR masih kuat relasinya dengan harga batubara,” ujar Kiswoyo saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (5/6).
Baca Juga: United Tractors (UNTR) yakin Tren Penjualan Alat Berat Segera Membaik
Kiswoyo mengatakan, harga batubara tahun ini wajar bergerak turun karena tahun-tahun sebelumnya harga batubara naik signifikan karena adanya booming komoditas. Saat ini pun penurunan harga batubara dianggap sudah mulai terbatas.
Sehingga, penurunan harga batubara awal tahun ini lebih dimaknai sebagai proses menuju normalisasi harga. Dengan demikian, normalisasi harga batubara diharapkan akan berdampak bagi stabilnya kinerja UNTR ke depan.
“Tahun ini diharapkan net profit dan pendapatan UNTR sudah normal. Di tahun depan proyeksi tidak jauh berbeda dari tahun ini, jika harga batubara tetap stabil,” imbuh Kiswoyo.
Teranyar, Analis Indo Premier Sekuritas Reggie Parengkuan melihat, kinerja UNTR belum begitu pulih di April 2024. Penjualan alat berat Komatsu mencapai 274 unit atau turun 9% MoM dan 16% YoY akibat penurunan permintaan dari industri pertambangan sekitar -17% MoM dan 18% YoY.
Sementara itu, volume penjualan PT Tuah Turangga Agung tetap stagnan pada bulan April sebesar 1,3 juta ton karena lebih rendahnya volume penjualan batubara termal sebesar 1 juta ton, turun -3% secara bulanan.
Namun penurunan itu diimbangi oleh penjualan kokas yang lebih tinggi volumenya sebesar 0,3 juta ton atau telah meningkat 15% secara bulanan di April 2024.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Tetap Optimistis Penjualan Alat Berat Capai 4.000 Unit di 2024
Reggie berharap volume penjualan emas akan meningkat seiring mulainya produksi di wilayah tambang baru. Dimana, UNTR dijadwalkan akan segera memulai kegiatan produksi di tambang Sumbawa Jutaraya (SJR) dalam waktu dekat.
Volume penjualan tambang emas Martabe tetap stabil pada 17.000 oz pada bulan April 2024, setara dengan volume penjualan tambang emas Martabe dengan tingkat operasional bulanan di kuartal pertama 2024. Secara kumulatif, volume penjualan selama Januari – April sebesar 66.000 oz atau lebih rendah 14% yoy dan baru mencapai 28% dari perkiraan setahun penuh.
Indo Premier Sekuritas memperkirakan volume penjualan tersebut akan mengejar ketertinggalan dalam beberapa bulan mendatang karena tambang Sumbawa Jutaraya (SJR) ditargetkan mulai beroperasi pada bulan Mei/Juni 2024. Untuk diketahui, target volume penjualan dari tambang SJR sekitar 35.000 oz pada 2024.
“Volume penjualan emas akan mengejar ketertinggalan dari tambang SJR,” tulis Reggie dalam riset 27 Mei 2024.