Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 sepertinya bukanlah tahun keberuntungan bagi emiten semen. Pasalnya, kondisi kelebihan pasokan (oversupply) membayangi kinerja emiten semen tahun ini.
Pun begitu dengan nasib saham emiten semen yang dijauhi investor asing sejak awal tahun. Sebut saja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) yang mencatatkan net sell asing sepanjang 2019.
Lantas, bagaimana prospek industri semen domestik ke depan?
Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan menilai, industri semen berpotensi bertumbuh dari segi konsumsi semen domestik. Apabila konsumsi semen domestik hanya mengandalkan serapan dari proyek infrastruktur di 2020, Meilki mengestimasi konsumsi semen hanya akan bertumbuh 1%-3% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Namun, jika pada 2020 pasar properti bisa membaik, maka kemungkinan konsumsi semen domestik berpotensi meningkat 5%-7% secara yoy.
Baca Juga: Kelebihan pasokan semen masih membayangi, begini strategi Semen Indonesia
Di sisi lain, Analis Artha Sekuritas Nugroho Rahmat Fitriyanto menilai kondisi oversupply disebabkan oleh banyaknya pemain asing yang masuk ke Indonesia. Sementara itu, dari sisi permintaan, pertumbuhan konsumsi semen juga dinilai stagnan sepanjang 2019.
Nugroho mengestimasi pertumbuhan volume konsumsi semen tahun depan juga belum akan meningkat signifikan disebabkan oleh perolehan marketing sales properti sepanjang 2019 masih lebih rendah dibanding 2018. Sementara itu, terhambatnya konsumsi semen juga disebabkan pencapaian kontrak baru perusahaan konstruksi banyak yang tidak mencapai target tahun ini.
Baca Juga: Pasokan semen berlebih, investor asing jauhi saham-saham emiten semen