Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Kedua, bull case. Mirae memangkas proyeksi IHSG untuk bull case ini dari 7.920 menjadi 7.350 hingga akhir tahun. Penghitungan ini mengacu pada proyeksi valuasi EPS sebesar 6% dari proyeksi awal capai 11%.
Skenario optimistis ini dapat terjadi apabila penyebaran corona mampu tertahan, maksudnya jumlah kasus kurang dari 1.000 per hari di seluruh dunia. Hal ini juga dapat terjadi setidaknya sampai akhir Maret 2020. Asumsi tersebut juga mensyaratkan, penyebaran di Indonesia tak terjadi secara masif.
Selain itu, guna mencapai target ini, harga CPO harus memenuhi asumsi di atas MYR 3.000 per ton.
Baca Juga: Catat rekor terdalam, IHSG ditutup ambles 6,58% ke level 5.136,809
Ketiga, bear case skenario. Mirae Asset memangkas proyeksi IHSG sampai akhir tahun dari level 6.000 menjadi 5.400. Mirae juga potong valuasi EPS dari 5% menjadi hanya 1% saja.
Skenario ini dapat terjadi apabila terpenuhi dua asumsi, yakni penyebaran virus corona berlanjut lebih dari bulan Mei 2020 dan adanya kasus signifikan penyebaran corona di Indonesia.
“Selain itu, harga CPO juga diasumsikan turun di bawah MYR 2.000 per ton,” sambung dia.