Reporter: Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga minyak membuat beberapa emiten yang menggunakan bahan baku minyak mengalami peningkatakan beban yang cukup signifikan.
Sebut saja PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang pada semester I 2018 lalu mengalami kenaikan pada beban pokok pendapatan perusahaan sebesar 16,1% yoy menjadi US$ 1,04 miliar.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (5/10) hingga pukul 17.00 WIB tercatat harga minyak WTI telah naik 20,12% ytd menjadi US$ 74,33 per barel. Sebelumnya, harga naphta di kuartal II, dalam catatan Chandra Asri, meningkat rata-rata menjadi US$ 640 per metrik ton, dari sebelumnya US$ 582 di akhir kuartal I. Asal tahu saja, naphta merupakan salah satu bahan baku yang digunakan oleh TPIA.
Akibatnya, berdasarkan laporan perusahaan, laba setelah pajak Chandra Asri pada akhir Juni 2018 menurun 33,79% menjadi US$ 115,5 juta. Padahal, disaat yang sama pendapatan TPIA naik 7,6% menjadi US$ 1,28 miliar.
Menanggapi kondisi tersebut, Rovandi, Analis Trimegah Sekuritas mengatakan secara sektoral TPIA dan sejenisnya memang berada di dalam kondisi yang kurang begitu bagus. Itu tercermin dari tergerusnya laba atau net margin mereka di kondisi harga bahan baku yang meningkat.
“Secara teknikal, TPIA juga sudah memasuk downtrend jangka panjang dan sudah masuk di harga terendah sejak setahun lalu. Pelemahan kurs rupiah juga akan menggerus laba karena bahan baku mereka yang impor,” ujar Rovandi kepada Kontan, Jumat (5/10).
Rovandi menyarankan sebaiknya investor wait and see sebelum masuk ke saham TPIA. Di akhir tahun ini pihaknya memproyeksikan target harga TPIA ada di level Rp 4.000 hingga Rp 4.100 per saham.
Asal tahu saja, sebelumnya Corporate Secretary TPIA, Suryandi mengatakan beban biaya pendapatan mengalami kenaikan, terutama biaya naphta, di balik kenaikan harga minyak mentah yang cukup tinggi sejak awal tahun.
Senada, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan, dengan adanya kenaikan harga minyak saat ini wajar saja emiten seperti TPIA akan mengalami peningkatan dari sisi beban.
Ia menyarankan wait and see saham TPIA paling tidak hingga hasil laporan keuangan kuartal III 2018.
“Rekomendasi wait and see, TPIA uji support di level Rp 4.400 per saham, jika kuat dan tidak tembus baru beli dengan target harga jangka menengah Rp 5.500 per saham,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News