Reporter: Aloysius Brama | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi plat merah, PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP, anggota indeks Kompas100) baru mengantongi sekitar 23% dari target kontrak baru mereka tahun ini. Per Mei lalu, PTPP mencatatkan kontrak baru senilai Rp 13,8 triliun. Sedangkan untuk Juni, masih dalam proses konsolidasian.
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan sekitar 66% dari kontrak baru masih didominasi dari kontrak proyek-proyek BUMN. “25% sisanya dari swasta dan 9% dari proyek pemerintah,” kata Agus kepada Kontan.co.id, Senin (15/7).
Baca Juga: Emisi kecil mendominasi IPO 2019, ini pendapat analis
Tercatat, nilai kontrak paling besar yang diraih oleh PTPP adalah penggarapan RDMP V Balikpapan Tahap II. Proyek itu memiliki nilai kontrak sebesar Rp 3,38 triliun. Setelah itu disusul oleh proyek Tol Indrapura dengan nilai kontrak sebesar Rp 3 triliun. Masing-masing proyek tersebut merupakan proyek pemerintah dan BUMN.
“Sedangkan dari swasta ada proyek pengerjaan pesantren Mualimin di Yogyakarta dengan nilai sekitar Rp 470 miliar,” ungkap Agus.
Selain itu ada proyek penambahan Runway Bandara Soekarno-Hatta sebesar Rp 455,87 miliar, pembangunan lintasan kereta api Makassar-Parepare senilai Rp 450 miliar dan pembangunan sarana-prasarana SPBU rest area senilai Rp 334, 28 miliar.
Untuk tipe proyek sendiri, Agus mengatakan proyek mayoritas yang dikerjakan oleh perusahaannya hingga saat ini adalah proyek power plant dengan persentase sekitar 31%. Setelah itu disusul proyek pembangunan jalan dan jembatan dengan persentase sekitar 29% dan proyek bangunan gedung sekitar 27%.
Baca Juga: I Gusti Ngurah Putra, Presdir Waskita Karya: Bangun, Selesai, Terus Jual
Mengenai realisasi kontrak baru PTPP yang bisa dibilang masih kecil, Agus tak terlalu khawatir akan hal tersebut. Menurutnya wajar apabila raihan kontrak baru di semester I cukup minim. “Pemilihan umum jelas menahan laju pembangunan. Itu hal biasa,” jelasnya singkat.
Agus berharap pihaknya masih bisa mengejar ketertinggalan kontrak baru di semester II. Sebagai informasi, nilai kontrak baru PTPP yang coba dibidik tahun ini sebesar Rp 50,3 triliun.
Pihaknya memprediksi, tahun ini proyek-proyek BUMN masih akan menjadi penyumbang paling besar yakni sekitar 51%. “Disusul oleh proyek swasta sebesar 34% lalu baru proyek pemerintah sebesar 15%, jelas Agus.
Meski optimis, Agus tak memungkiri pihaknya bisa saja merubah target kerja tahun ini. “Kita akan coba lihat paling tidak sampai kuartal III nanti, setelah itu baru kita putuskan akan seperti apa,” tambah Agus.
Baca Juga: Miliki konsensi 1.527 km, Jasa Marga (JSMR) jadi pemegang konsensi jalan tol terbesar
Untuk bisa menggenjot kinerja tahun ini, PTPP sendiri sudah mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 9 triliun. Hingga tengah tahun Agus mengatakan pihaknya baru menyerap sekitar 23% atau sebesar Rp 2,1 triliun. “Ya karena semua wait and see jadi serapan capex juga belum banyak. Akan dikejar di semester kedua,” ujar Agus.
Selain kontrak baru, Agus mengatakan pihaknya sudah memiliki beberapa rencana bisnis lain diantaranya dengan mendivestasikan beberapa asetnya. “Kita masih dalam pembicaraan untuk divestasi ruas Pandaan-Malang dan Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi,” ungkap Agus.
Sayang Agus belum mau mengungkap siapa pihak yang sudah menyampaikan ketertarikannya untuk membeli ruas tersebut. “Kita prioritaskan (jual) ke pemegang saham lain sebagaimana diamanatkan anggaran dasar kami,” tuturnya. Bila tak terjadi kata sepakat barulah PTPP menawarkan kepada pihak lain.
Satu yang pasti, PTPP tidak akan menerima penawaran di bawah 1,8 price book value (PBV) dari aset yang akan dijual. Catatan Kontan sebelumnya menyebutkan PTPP menargetkan duit segar di kisaran Rp 450 miliar dari divestasi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News