Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga emas spot turun pada perdagangan hari ini karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan yield US Treasury yang membebani laju aset safe-haven. Di sisi lain, investor menunggu data konsumsi pribadi AS untuk mengukur tekanan inflasi selanjutnya.
Jumat (28/5) pukul 14.15 WIB, harga emas spot turun 0,4% menjadi US$ 1.887,90 per ons troi. Namun, harga emas masih berada di jalur kenaikan mingguan keempat berturut-turut.
Sedangkan harga emas berjangka, tergelincir 0,3% menjadi US$ 1.892,30 per ons troi.
"Emas telah sedikit berada di sisi defensif. Secara teknis itu sangat overbought dan di sisi fundamental, dolar AS mengalami kenaikan besar kemarin dan itu mulai berdampak pada emas," jelas analis ED&F Man Capital Markets Edward Meir.
"Emas kemungkinan akan berkonsolidasi di sekitar angka US$ 1.900 untuk sedikit lebih lama. Mungkin dengan rangkaian angka berikutnya yang mengerek inflasi, emas bisa memulai pergerakan naik lagi," lanjut Meir.
Baca Juga: Harga emas menguat jelang akhir pekan
Asal tahu saja, indeks dolar AS naik 0,1%, sementara yield US Treasury tenor 10-tahun naik menjadi 1,617%.
Sementara itu, New York Times melaporkan, Presiden AS Joe Biden akan menganggarkan belanja sebesar US$ 6 triliun untuk tahun fiskal 2022.
Kini investor masih menanti laporan konsumsi pribadi AS yang akan dirilis nanti.
"Kemungkinan bahkan jika inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan, bank sentral akan tetap dovish," kata Avtar Sandu, Senior Commodities Manager Phillip Futures, dalam sebuah catatan.
"Yang benar-benar penting bagi emas adalah suku bunga riil. Gubernur bank sentral akan terus mempertahankan suku bunga rendah, yang akan menjadi bullish untuk emas," jelas Sandu.
Spot emas mungkin menguji resisten di US$ 1.911, kata analis teknis Reuters Wang Tao.
Selanjutnya: Sempat tembus level US$ 40.000, harga Bitcoin jatuh ke posisi US$ 36.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News