Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Untuk pergerakan harga batubara dan CPO, Wahyu bilang nasib komoditas tersebut sedikit lebih baik ketimbang harga minyak mentah dan gas alam. Namun, kondisinya tetap terseret karena fundamental yang negatif dan turut berdampak pararel pada pergerakan harga komoditas tersebut.
"Batubara sebenarnya masih lebih baik nasibnya karena seharusnya sudah di bawah US$ 40 per metrik ton, namun saat ini masih bertahan di kisaran US$ 50 per ton," kata dia.
Baca Juga: Harga minyak dunia berpotensi menguji level US$ 10 per barel
Selain itu, tempat penyimpanan batubara lebih mudah ketimbang minyak. Belum lagi, jika terjadi kelebihan pasokan batubara, China dianggap mampu mengatur pasokan sehingga harga tak akan jatuh terlalu dalam.
Katalis positif bagi batubara juga bertambah setelah China berhasil keluar dari pandemi virus corona. Sebagai konsumen utama batubara di dunia, hal ini cukup menguntungkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News