Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Johan Trihantoro menyoroti prospek emiten bahan bangunan atau home improvement juga akan terdorong oleh tingkat konsumsi masyarakat. Berbarengan dengan momentum pemulihan ekonomi, emiten perlu cermat dalam menangkap peluang bangkitnya industri properti.
"Momentum ini akan meningkatkan kebutuhan bahan bangunan. Emiten perlu terus berinovasi dan meningkatkan utilitas produksi, serta memperkuat jaringan distribusi yang luas," kata Johan.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora memperkirakan ketika industri properti semakin meningkat, maka berpotensi mendorong kinerja sektor penyokong antara 10%-20%. Dari sisi produk, Andhika menyoroti bisnis semen dan keramik yang berpeluang terpapar katalis yang signifikan.
Baca Juga: Ini Tantangan Penggunaan PLTS Atap
Sedangkan Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian memprediksi kinerja emiten penyokong industri properti akan stagnan atau tumbuh dengan level yang tidak signifikan. Catatan dia, momentum tahun politik justru bisa membuat penjualan properti tertekan.
Konsumen bisa jadi akan mengalihkan belanja ke sektor yang lain. Meskipun secara ritel, penjualan bahan bangunan masih punya prospek menarik karena terkait dengan konsumsi masyarakat dan efek perputaran uang di tahun politik.
Fajar belum memberikan rekomendasi untuk saham di sektor ini. Sementara itu, Johan menilai saham SPTO, PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) dan PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) bisa dipertimbangkan untuk buy dalam jangka pendek.
Andhika menyematkan rekomendasi buy untuk saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA). Target harga masing-masing berada di level Rp 6.900 dan 940 per lembar saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News