Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten yang bergelut di bisnis komponen otomotif menggeber ekspansi ke ekosistem kendaraan listrik. Strategi ini dinilai dapat memoles prospek kinerja usaha dan pergerakan saham dalam jangka menengah - jangka panjang.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian menilai ekspansi ke ekosistem kendaraan listrik merupakan langkah tepat untuk bisa menangkap peluang industri yang sedang tumbuh. Apalagi, pemerintah terus menggenjot penggunaan kendaraan listrik dalam upaya mempercepat transisi energi untuk mencapai net zero emission.
"Oleh sebab itu, emiten komponen otomotif yang mulai berfokus untuk sektor ini diperkirakan dapat meningkatkan kinerja keuangan emiten tersebut secara jangka panjang," kata Rio saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (6/1).
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya turut melihat dampak dari ekspansi ke ekosistem kendaraan listrik akan terasa dalam jangka menengah - panjang. Dampaknya akan sejalan dengan akselerasi penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Baca Juga: Pemerintah Revisi DMO Sawit, Simak Rekomendasi Saham Emiten CPO
Namun untuk jangka pendek, dampaknya belum signifikan. Investor juga akan lebih dominan mencermati kinerja emiten pada bisnis utamanya. Sekalipun ada kenaikan harga, Cheril menaksir masih akan terjadi secara temporal.
"Ekspansi ke kendaraan listrik akan membawa penguatan harga sesaat saja karena investor antusias dengan rencana ekspansinya," imbuh Cheril.
Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia punya pandangan serupa. Untuk jangka pendek, kontribusi ke kinerja bisnis emiten masih mini. "Efek ke emiten kami lihat akan signifikan di jangka panjang," ujarnya.
Pebe memandang ada sejumlah segmen produk yang potensial selain memasok komponen kendaraan listrik. Terutama pada komponen Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) alias charging station.
Sebagai informasi, emiten komponen otomotif yang gencar menggeber ekspansi ke kendaraan listrik di antaranya ada PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA).
Mengutip pemberitaan Kontan.co.id, AUTO bakal mengembangkan bisnis alat pengisian daya kendaraan listrik pada tahun ini. Sebelumnya, pada Juli 2022, AUTO pertama kali memperkenalkan Astra Otopower.
Alat pengisi daya kendaraan listrik tersebut juga menyasar konsumen umum. Saat ini, Astra Otopower tersedia di area perkantoran Menara Astra dan di 6 outlet bengkel modern AUTO, yaitu Astra Otoservice.
Merangsek ke ekosistem kendaraan listrik juga menjadi strategi bisnis DRMA tahun ini. DRMA akan melanjutkan pembangunan lini produksi untuk berbagai keperluan pendukung ekosistem kendaraan listrik. DRMA juga menyiapkan peluncuran produk kendaraan listrik.
DRMA mengalokasikan belanja modal untuk pembuatan fasilitas baru produksi komponen battery pack roda empat, serta pembangunan EV ecosystem seperti manufacturing untuk charging station roda empat dan dua.
Rekomendasi Saham
Strategi ekspansi tersebut sayangnya belum membuat harga saham AUTO dan DRMA melaju. Hingga penutupan pasar Jum'at (6/1), AUTO dan DRMA tidak beranjak dari posisi penutupan hari sebelumnya, masing-masing di Rp 1.400 dan Rp 575.
Meski begitu, analis masih melihat saham AUTO dan DRMA menarik dikoleksi. Rio menganalisa, AUTO cenderung terkonsolidasi dalam rentang Rp 1.370 - Rp 1.450. Pelaku pasar bisa buy on support pada kisaran Rp 1.370. Target ada di Rp 1.525 - Rp 1.540, dan stoploss jika ambles di bawah Rp 1.370.
Baca Juga: Menakar Prospek Saham Ciputra Development (CTRA) di Tengah Kenaikan Suku Bunga
Selanjutnya, harga saham DRMA cenderung konsolidasi dalam rentang Rp 570 - Rp 610. Saran Rio, buy on support selama harga tak anjlok di bawah Rp 570, dengan target berada di harga Rp 610 hingga Rp 670 - Rp 680.
Sementara itu, Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat tren saham AUTO pada tahun ini punya peluang mengalami fase rally untuk menuju level harga Rp 2.200. Dengan catatan mampu menembus level resistance Rp 1.600 terlebih dulu.
Ivan merekomendasikan buy saham AUTO dengan mencermati area support Rp 1.200. Sedangkan untuk DRMA, waspadai tren pelemahan ke arah Rp 525. Jika masih bertahan, ada harapan untuk terjadi technical rebound. Saham DRMA masih layak untuk buy on weakness.
Sedangkan Cheril menyematkan rekomendasi buy untuk keduanya. Target harga AUTO ada di Rp 1.480, lalu target harga DRMA berada pada Rp 690.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News