Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto
“Sehingga, kami menilai bahwa kondisi IHSG saat ini mencerminkan kondisi pasar mengantisipasi potensi lonjakan Covid-19 pasca Lebaran dan potensi koreksi bursa global oleh faktor yield AS yang kembali naik,” terang Alfred kepada Kontan.co.id, Rabu (19/5) malam.
Dus, dengan melihat posisi asing yang masih mencatatkan aksi beli bersih (net buy), performa emiten secara umum di kuartal pertama 2021, target produk domestik bruto (PDB) di kuartal kedua 2021 yang bisa di atas 5% (YoY) dan target pertumbuhan dari pemerintah mencapai 7%, Alfred menilai IHSG sewajarnya masih kuat di level 6.000 atau di level PE 28 kali (WA PER).
Baca Juga: IHSG anjlok dalam, ini rekomendasi saham yang bisa diakumulasi hari ini (20/5)
Oleh sebab itu, jika melihat level PE IHSG saat ini di 26,6 kali, tandanya sudah di bawah -2 standar deviasi PE band-nya, atau dikategorikan undervalued.
Jika melihat proyeksi level koreksi, maka secara teknikal IHSG saat ini sedang menguji level 5.700. Jika tembus, maka akan berpotensi bermain di level 5.500-an. Dia menjabarkan, ada dua sentimen yang menentukan, yakni pengendalian Covid-19 (proses vaksinasi) terkhusus isu lonjakan pasca libur Lebaran.
Faktor kedua adalah tekanan dari mulai naiknya kembali yield AS sebagai respon ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat.
Namun, sampai akhir semester ini, masih ada harapan IHSG kembali ke level 6.000-an (6.000 – 6.100). “Kami masih punya asumsi (ekspektasi) pengendalian Covid-19 masih on the track dan net flow asing masih berlanjut,” tutup Alfred.
Selanjutnya: Wall Street kembali ditutup memerah, terseret rilis notulensi The Fed dan kripto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News