Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin corona produksi Sinovac, Minggu (6/12). Vaksin yang didatangkan dari China itu menjadi sentimen positif bagi mayoritas harga saham farmasi. Bahkan, beberapa di antaranya meningkat hingga dua digit.
Mengutip data dari RTI Business, pada penutupan perdagangan Senin (7/5), saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) menguat paling drastis hingga 25% ke harga Rp 1.150. Saham ini diperdagangkan dengan volume 49,90 juta saham dan frekuensi 9.134 kali. Sementara itu, nilai perdagangannya mencapai Rp 53,23 miliar.
Penguatan tertinggi setelahnya adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) hingga 24,79% ke harga Rp 4.430. Sebanyak 178 juta saham KAEF diperdagangkan hari ini dengan frekuensi mencapai 56.640 kali. Adapun nilai perdagangannya tercatat Rp 737,51 miliar.
Setelahnya, ada PT Indofarma Tbk (INAF) yang terkerek 24,78% mencapai harga Rp 4.230. Saham INAF diperdagangkan dengan volume 49,43 juta dan frekuensi 20.414 kali. Nilai perdagangan saham INAF hari ini tercatat Rp 197,40 miliar.
Saham plat merah PT Phapros Tbk (PEHA) juga mengalami penguatan hingga 24,78% menjadi Rp 2.090. Volume perdagangan PEHA mencapai 14,43 juta saham dengan frekuensi perdagangan 4.095 kali. Adapun nilai perdagangannya tercatat Rp 28,32 miliar.
Baca Juga: Vaksin corona bikin saham emiten farmasi melejit, bagaimana investor mesti bersikap?
Selain itu, harga saham PT Millennium Pharmacon Internationl Tbk (SDPC) tercatat naik 16,50% ke harga Rp 120. Dilihat dari volume perdagangannya, saham ini mencapai 1,35 juta saham. Frekuensinya perdagangannya 148 kali dengan nilai perdagangan Rp 156,58 juta.
Tidak hanya emiten farmasi, sentimen vaksin Sinovac itu turut mengangkat saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA). Emiten yang bergerak di sektor alat kesehatan itu terkerek hingga dua digit 24,68% ke Rp 1.440. Adapun saham IRRA diperdagangkan dengan volume 177,97 juta dan frekuensi perdagangan 25.833 kali. Sementara itu, nilai perdagangannya mencapai Rp 246,42 miliar.
Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, kenaikan yang signifikan terhadap saham-saham tersebut terdorong oleh ekspektasi dan harapan pelaku pasar atas kehadiran vaksin Covid-19 di Indonesia.
Oleh karenanya, Nico menyarankan investor yang tertarik terhadap saham-saham itu untuk mempertimbangkan kembali kualitas sentimen penggeraknya.
Sehingga, bagi investor yang ingin memanfaatkan sentimen tersebut bisa mengetahui waktu yang tepat untuk masuk maupun keluar dari saham. Selain bertransaksi dalam jangka waktu pendek, investor bisa memilih saham-saham yang terpengaruh secara langsung dengan sentimen tadi.