kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdorong sentimen risk-on, rupiah akhiri tren negatif dan berhasil menguat hari ini


Senin, 06 Juli 2020 / 18:37 WIB
Terdorong sentimen risk-on, rupiah akhiri tren negatif dan berhasil menguat hari ini
ILUSTRASI. Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terpuruk sepanjang pekan kemarin, pada Senin (6/7) rupiah berhasil kembali menutup perdagangan dengan penguatan. Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.490 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 0,23% dibanding akhir pekan lalu yang ada di level Rp 14.522 per dolar AS.

Kinerja positif rupiah juga terjadi kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Garuda ini berhasil menguat 0,13% ke level Rp 14.547 per dolar AS.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menuturkan penguatan rupiah hari ini datang dari faktor eksternal. Katalis positif tersebut berasal dari rilis data IHS Markit Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur China pada Juni yang tumbuh menjadi 50,9 dari bulan sebelumnya 50,6.

Baca Juga: Rupiah menguat 0,23% ke Rp 14.490 per dolar AS pada akhir perdagangan Senin (6/7)

“Solidnya data ekonomi China tersebut justru datang di tengah kekhawatiran pasar mengenai meningkatnya jumlah infeksi virus corona global dan dalam negeri. Data tersebut berhasil mengangkat sentimen risk-on dan mendorong penguatan rupiah,” ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (6/7).

Selain itu, dari dalam negeri, data consumer confidence bulan Juni juga di mengalami kenaikan menjadi 83,8 dari sebelumnya 77,8. Meski angkanya lebih kecil dari perkiraan, Alwi menilai data tersebut juga mampu mengangkat sentimen terhadap rupiah.

Alwi memperkirakan rupiah masih berpeluang untuk kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan Selasa (7/7). Ia menilai sentimennya masih akan berasal dari eksternal yakni rilis data ekonomi AS.

“Besok akan ada rilis data ISM sektor jasa AS yang diperkirakan akan lebih baik dari perkiraan. Data tersebut diperkirakan tumbuh 50,0 di Juni, dari bulan sebelumnya yang kontraksi 45,4. Jika data tersebut positif tentu akan mengurangi pamor safe haven dolar AS dan jadi katalis positif untuk rupiah,” jelas Alwi.

Meski begitu, Alwi juga melihat kekhawatiran para pelaku pasar masih akan membayangi pergerakan rupiah besok. Dengan terus meningkatnya kasus positif virus corona, Alwi menyebut hal tersebut berpotensi membatasi penguatan rupiah.

Baca Juga: Rupiah berbalik melemah 0,08% ke Rp 14.535 per dolar AS jelang tengah hari

Alwi memproyeksikan rupiah pada perdagangan Selasa akan berada dalam rentang Rp 14.375-Rp 14.600 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×