kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terbuka Peluang Pasar Ekspor Minyak Sawit ke China, Cek Rekomendasi AALI dan LSIP


Senin, 28 Agustus 2023 / 06:49 WIB
Terbuka Peluang Pasar Ekspor Minyak Sawit ke China, Cek Rekomendasi AALI dan LSIP
ILUSTRASI. Pabrik pengolahan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk di?Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sawit di Indonesia punya peluang meningkatkan kinerja ekspornya terutama ke China.

Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengungkapkan bahwa China menjadi salah satu pasar yang menarik untuk bisa menggantikan Uni Eropa.

Terutama setelah ditetapkannya Undang-Undang (UU) Anti Deforestasi oleh Uni Eropa (UE) yang dinilai berpotensi menghambat ekspor sawit ke benua biru tersebut.

Tercatat, di tahun 2019 kinerja ekspor sawit Indonesia ke China meningkat menjadi 8 juta ton. Kemudian karena Covid-19 ekspor sawit ke China menurun menjadi 6 juta ton.

Pada di tahun 2023, diprediksi akan meningkat kembali menjadi 7 ton setelah adanya permintaan penambahan ekspor 1 ton lagi.

Baca Juga: Gapki: Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke China Bakal Tembus 7 Juta Ton

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, beberapa emiten sawit akan diuntungkan dari penambahan ekspor ini.

Diantara semua emiten sawit, ia menyebut PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Meskipun secara kinerja, keduanya mengalami penurunan di semester I 2023.

Yang pertama, AALI membukukan pendapatan bersih senilai Rp 9,39 triliun di semester I 2023. Pendapatan ini turun 14,3% dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp 10,96 triliun.

Laba periode berjalan AALI pun turun 121,88% ke Rp 377,4 miliar di semester I 2023. Padahal pada semester I 2022 Astra Agro masih meraup laba sebesar Rp 837,6 miliar.

Pendapatan AALI di semester I 2023 berasal dari minyak sawit mentah dan turunannya sebesar Rp 8,65 triliun, inti sawit dan turunannya Rp 698,82 miliar, dan lainnya sejumlah Rp 39,1 miliar.

Sementara, LSIP diketahui membukukan pendapatan sebesar Rp 1,8 triliun pada semester I 2023. Raihan tersebut turun 7,9% secara tahunan (YoY) dari Rp 2,04 triliun di semester pertama tahun lalu.

Laba LSIP juga turut merosot 69,6% ke level Rp 166,5 miliar dibandingkan periode sama 2022 yang sebesar Rp 548,7 miliar.

Baca Juga: Emiten Sawit Mulai Mengandalkan Pasar Domestik

Pendapatan LSIP hingga akhir Juni 2023 disumbang oleh minyak kelapa sawit (MKS), inti sawit dan produk terkait, karet, dan lainnya.

Menurut Nafan, proyeksi kinerja emiten sawit di semester II-2023 dipengaruhi oleh masih relevan-nya target price terutama di sektor ekspor.

“Kalau kita mengacu pada prospek perekonomian di Tiongkok, sebenarnya kalau lihat dari sisi pertumbuhan, meningkat jauh dari ekspektasi, dari survei maupun juga konsensus,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (27/08).

“Dan tentunya hal tersebut dimotori oleh adanya peningkatan faktor kinerja, baik itu di sektor permintaan yaitu domestik demand maupun juga di retail demand,” tambahnya.

Sehingga menurut dia, sebenarnya Indonesia memiliki chance yang kuat untuk meningkatkan penetrasi pasar. Ekspor CPO ke China bertambah ungkap dia, salah satunya karena domestic demand-nya besar.

Nafan pun merekomendasikan ACCUMULATE untuk AALI dengan target harga Rp 7.450 per saham. Untuk LSIP pun sama, Nafan merekomendasikan ACCUMULATE dengan target harga Rp 1.070 per saham.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×