kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tengah tahun, jumlah pencatatan obligasi turun 15,85%


Selasa, 17 Juli 2018 / 17:16 WIB
Tengah tahun, jumlah pencatatan obligasi turun 15,85%
ILUSTRASI. Aktivitas di Mandiri Sekuritas Jakarta


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah penerbitan surat utang di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga pertengahan tahun ini turun jika dibandingkan dengan pencatatan obligasi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dalam siaran media yang diperoleh Kontan.co.id dari BEI, disebutkan bahwa total emisi obligasi dan sukuk yang sudah diterbitkan di sepanjang tahun 2018 adalah 60 emisi dari 41 emiten dengan nilai Rp 71,44 triliun. 

Beberapa emiten yang baru merilis obligasi maupun sukuk misalnya PT PLN dengan emisi Rp 1,2 triliun dan Rp 750 miliar. PT PP Properti juga baru menerbitkan obligasi Rp 665 miliar.

Jika menilik data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun lalu, jumlah penerbitan obligasi yang ada di BEI adalah Rp 84,9 triliun. Artinya, penerbitan tahun ini turun 15,85%. Beberapa faktor diduga menjadi alasan kenapa obligasi di tahun ini menjadi turun, salah satunya adalah karena kenaikan suku bunga Bank Indonesia. 

BI menaikkan suku bunga total 100 basis point pada bulan Mei-Juni. Saat ini, suku bunga BI adalah sebesar 5,25% berbeda dengan suku bunga BI pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 4,75%.

Suria Darma, pengamat pasar modal mengatakan bahwa kenaikan tingkat suku bunga ini menyebabkan kupon obligasi harus disesuaikan. "Kalau mau menerbitkan tapi bunganya rendah kan jadi tak laku," kata Suria Darma kepada Kontan.co.id, Selasa (17/7).

Selain kenaikan suku bunga, nilai tukar rupiah yang masih volatile menjadikan obligasi menjadi sulit laku. Menurutnya, obligasi akan lebih laku apabila nilai tukar rupiah semakin stabil. 

Meski demikian Suria mengatakan bahwa obligasi saat ini masih bisa menjadi alternatif pendanaan yang diandalkan.

Sementara itu, Analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji mengatakan bahwa kekhawatiran penerbitan obligasi ini karena banyaknya faktor eksternal yang meliputi emiten, diantaranya terkait dengan rencana naiknya suku bunga Federal Reserve.

Nafan mengatakan bahwa faktor BI rate juga menjadi salah satu penyebab sepinya pasar obligasi lantaran opsi pendanaan lewat surat utang tersebut masih terlihat belum terlalu atraktif.

Menurut Nafan, beberapa cara pendanaan menjadi lebih menarik saat ini seperti pendanaan lewat rights issue maupun IPO anak usaha. "IPO anak usaha dan rights issue bisa menjadi alternatif pendanaan untuk melakukan ekspansi," kata Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×