kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tenancy rasio naik, rekomendasi netral TBIG


Selasa, 29 Agustus 2017 / 17:22 WIB
Tenancy rasio naik, rekomendasi netral TBIG


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Tren kenaikan penggunaan telepon seluler turut mendongkrak kinerja emiten infrastruktur. Salah satunya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang menambah target penyewa pada semester kedua 2017 menjadi 2.700, naik sekitar 1.000 penyewa dibandingkan periode sebelumnya.

TBIG telah menyediakan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 2 triliun hingga Rp 2,5 triliun. Sekitar Rp 1,8 triliun dibelanjakan untuk menara, dengan nilai ivestasi tiap menara mencapai Rp 1 miliar.

Analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat menilai, pertumbuhan pendapatan TBIG terutama bersumber dari tenant Telkomsel. "Pendapatan dari situs Telkomsel bertambah 582 basis point (bps) yoy," papar Kresna dalam laporannya.

Pada semester pertama 2017, pendapatan dari tenancy Telkomsel mencapai Rp 874 miliar, alias 45% dari total pendapatan perusahaan yang sebesar Rp 1,94 triliun. Pendapatan dari tenant Telkomsel itu juga tumbuh 23,1% dibandingkan tahun lalu.

Kemudian, pemasukan dari PT Indosat Tbk (ISAT) tumbuh 23,18% year on year menjadi Rp 450 miliar. Namun demikian, persentase pertumbuhan pendapatan TBIG terbesar  berasal dari PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dengan kenaikan 29,8% yoy atau sebesar Rp 96 miliar.

Ranjan Sharma, Analis JP Morgan menilai, pada kuartal II-2017, TBIG telah menambah 689 tenant tower yang terdiri dari 284 menara baru dan 405 penyewaan kongsi (co-location). Ia memperkirakan, rata-rata pertumbuhan tenant akan naik 2% yoy.

"Tren operasional yang kuat mendorong peningkatan pertumbuhan tenancy menjadi 2.700 yang sebelumnya ditargetkan 2.400," papar Ranjan dalam riset yang dirilis akhir pekan lalu.

Lanjut Ranjan, rasio tenancy TBIG pada kuartal dua telah meningkat 1,68 kali dibanding kinerja kuartal dua tahun lalu yang meningkat 1,65 kali.

Hingga Juni 2017, TBIG telah mengoperasikan 13.000 menara. Jumlah menara yang dibangun diproyeksikan akan terus bertambah seiring kenaikan pengguna ponsel dan kenaikan jumlah pemakaian data. Popularitas jaringan data 4G yang tinggi akan ikut mendorong permintaan menara baru.

"Tren 4G akan terus bertambah, karena harga telepon seluler 4G sudah semakin murah dan harga paket data semakin bervariasi," papar Norman Choong analis RHB Sekuritas pada KONTAN, Selasa (29/8).

Meski demikian, Norman memberikan peringkat netral pada saham TBIG dan mematok harga akhir tahun di Rp 5.700. Pertimbangan netral ini berasal dari catatan keuangan semester I ini yang tidak terlalu bagus dan nilai valuasi saham yang terlalu tinggi.

Kresna sependapat dan memberikan rekomendasi netral bagi saham TBIG dengan target harga Rp 6.700. Pasalnya, mengintip kinerja semester I-2017, TBIG memang mencatat kenaikan pendapatan sebesar 6,7% menjadi Rp 1,94 triliun. Namun, laba bersihnya turun 39,5% jadi Rp 509,11 miliar.

Sedangkan, Ranjan memberikan peringkat overweight pada saham TBIG dengan target harga akhir tahun di Rp 6.300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×