kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tembus ke atas US$ 1.900 di awal tahun, begini proyeksi harga emas sepanjang 2020


Rabu, 06 Januari 2021 / 07:15 WIB
Tembus ke atas US$ 1.900 di awal tahun, begini proyeksi harga emas sepanjang 2020


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Harga emas spot yang melonjak di awal tahun 2021 diproyeksi akan bertahan cukup lama. 

Selasa (5/1) pukul 18.15 WIB, harga emas spot berada di level US$ 1.951,30 per ons troi, menguat 0,24% dibanding penutupan Senin (4/1) di US$ 1.946,6 per ons troi. Posisi ini juga menjadi yang tertinggi dalam dua bulan terakhir. 

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengungkapkan, tren positif yang tengah menyelimuti harga emas datang dari pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). 

“Ditambah lagi, kekhawatiran investor meningkat seiring terus bertambahnya kasus positif Covid 19 secara masif hingga adanya varian baru Covid-19 yang lebih menular. Jika ini terus berlanjut, kemungkinan akan ada peningkatan stimulus ekonomi yang signifikan di AS, baik moneter maupun fiskal, yang pada gilirannya akan semakin menekan dolar AS dan mendorong harga emas lebih tinggi,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Selasa (5/1).

Baca Juga: Terdorong sentimen stimulus AS, harga emas dunia tembus US$ 1.900 per ons troi

Dalam pergerakan harga emas pada tahun ini, Sutopo bilang terdapat dua pandangan yang berbeda. Misalnya, Goldman Sachs yang memiliki target proyeksi di level US$ 2.300 per ons troi seiring prospek pemulihan dari resesi ekonomi akan memicu inflasi yang lebih tinggi. 

Selain itu, sentimen dari pemulihan permintaan baik di India dan China, yang merupakan pembeli utama emas turut mengangkat harga si kuning. 

Namun, Capital Economics punya pandangan yang lebih berhati-hati tentang laju pemulihan ekonomi global dan memproyeksikan harga emas berada di kisaran US$ 1.900 pada tahun ini. 

Pertimbangan Capital Economics ini berdasarkan perkiraan imbal hasil akan tetap rendah sementara inflasi akan dibiarkan naik di atas target, setidaknya bagi AS.

Sutopo sendiri melihat pandangan Capital Economics lebih realistis. Ia melihat permintaan fisik terhadap emas dari China akan meningkat pada tahun ini seiring pemulihan ekonomi yang juga lebih cepat di Negeri Tirai Bambu tersebut. Hal ini disebut Sutopo jadi faktor yang bisa mendorong harga emas. Selain itu, gelontoran stimulus yang melemahkan dolar AS juga bisa jadi faktor pendukung.

Baca Juga: Proyeksi harga batubara pada 2021 setelah melesat di 2020

“Hanya saja, kebijakan stimulus juga bisa dipandang sebagai risiko untuk emas. Pasalnya, dengan meningkatnya inflasi akan merusak kondisi suku bunga rendah yang berkepanjangan dan menghalangi kenaikan harga emas. Apalagi dengan optimisme pemulihan ekonomi seiring proses vaksinasi juga bisa memukul minat terhadap aset safe haven,” tambah dia. 

Oleh karena itu, sepanjang tahun ini, Sutopo memperkirakan harga emas dunia akan berada pada rentang US$ 1.800 - US$ 2.100 per ons troi.

Selanjutnya: Simak rekomendasi saham emiten batubara di tengah penguatan harga komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×