Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .
Sebagai informasi, per semester 1-2019, TLKM memiliki 204.198 base transceiver station (BTS). Sebanyak 75% dari jumlah tersebut adalah BTS 3G dan 4G.
Oleh karena itu, menurut dia, lebih efektif jika TLKM membeli menara ini untuk kemudian disewakan kembali ke ISAT serta dipakai untuk ekspansi jaringan 4G TLKM. “Kalau Indosat jual menara sekaligus alatnya tapi alatnya dominan 2G dan 3G, sepertinya kurang efektif,” ucap dia.
Meskipun begitu, Etta tetap merekomendasikan investor untuk buy saham TLKM dengan target akhir tahun Rp 4.850 per saham. Secara fundamental, ia melihat adanya prospek margin yang meningkat karena adanya percepatan pendapatan data selular dan efektivitas beban manajemen.
Baca Juga: Laba Distributor Samsung dan iPhone di Indonesia Anjlok 43,50%
Memang, per semester 1-2019, pendapatan data, internet, dan jasa IT TLKM meningkat 23,8% secara tahunan, dari Rp 32,7 triliun pada menjadi Rp 40,5 triliun. Sebaliknya, pendapatan dari bisnis legacy (voice dan SMS) turun sebesar 18,9% year on year, dari Rp 20,4 triliun menjadi Rp 16,6 triliun per semester 1-2019.
Di samping itu, TLKM juga diuntungkan dengan kondisi pasar seperti penurunan suku bunga yield obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News