Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Teladan Prima Agro (TPA) tengah melaksanakan penawaran umum perdana dengan harga penawaran Rp 580 per saham. Masa penawaran umum perusahaan yang akan tercatat dengan kode saham TLDN ini berlangsung pada 4-8 April 2022.
Melalui initial public offering (IPO), TPA melepas 517.861.200 saham ke publik atau setara 4% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Dengan begitu, TPA berpotensi memperoleh dana segar Rp 300.359.496.000.
Jumlah saham yang dilepas ke publik tersebut berkurang jauh dari rencana sebelumnya. Pada saat penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung 17-25 Maret 2022, TPA berencana melepas 2.193.294.529 saham atau setara 15% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Harga penawaran awal berada di kisaran Rp 520-Rp 600 per saham. Dengan begitu, TPA pada awalnya mengincar dana segar sebanyak-banyaknya Rp 1.315.976.717.400.
Baca Juga: BEI Mencatatkan 12 Emiten Baru, Masih Ada 32 Perusahaan di Antrean
Tanggal penjatahan jatuh pada 8 April 2022, distribusi saham secara elektronik pada 11 April 2022, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2022. PT BNI Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas berperan sebagai underwriter dalam IPO ini.
Berdasarkan prospektus di website e-ipo.co.id, sekitar 71% dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal TPA, yakni akuisisi perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas usaha dengan menambah jumlah lahan produktif tertanam dan kapasitas pengolahan pabrik kelapa sawit.
Sampai dengan prospektus ini diterbitkan, TPA dalam tahap peninjauan target perusahaan yang akan diakuisisi dan belum melakukan perikatan dengan pihak ketiga. Adapun rencana akuisisi perusahaan tersebut diperoleh dari pihak ketiga yang tidak terafiliasi dengan grup perusahaan.
Selanjutnya, sekitar 29% dana hasil IPO akan digunakan untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak. Secara rinci, sekitar 15% untuk PT Telen Prima Sawit dan sekitar 14% untuk PT Daya Lestari.
Baca Juga: Bermodal kebun sawit terpadu, Teladan Prima siap melantai di BEI bulan depan
Penyetoran modal kepada PT Telen Prima Sawit akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan fasilitas pabrik pengolahan inti sawit (kernel crushing plant/KCP). Hal ini dilakukan dalam rangka upaya hilirisasi dan peningkatan nilai jual pada produk diolah.
Kapasitas pabrik pengolahan inti sawit yang berlokasi di Kabupaten Kutai Timur tersebut adalah sebesar 100 ton inti sawit per hari. Pembangunan pabrik tersebut membutuhkan waktu setidaknya 18 bulan serta target penyelesaian pada tahun 2023.
Kemudian, penyetoran modal kepada PT Daya Lestari akan digunakan untuk belanja modal berupa pembangunan pembangkit listrik tenaga biogas yang berlokasi di Kabupaten Kutai Timur. Hal ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah perusahaan berupa pemanfaatan limbah dalam rangka zero waste management dan praktik bisnis yang berkelanjutan serta memberikan kontribusi efisiensi pada biaya energi.
Potensi produksi gas yang dihasilkan rencananya sebesar 5.300.000 Nm kubik per tahun dengan potensi menghasilkan listrik dengan kapasitas sampai 1,2 MW. Pembangunan pabrik tersebut membutuhkan waktu setidaknya 18 bulan serta target penyelesaian pada 2023.
Sebagai informasi, TPA merupakan induk perusahaan dari delapan entitas anak yang bergerak dalam sektor perkebunan dan pengolahan kelapa sawit serta satu entitas anak yang berorientasi pada energi terbarukan. TPA memulai operasi perkebunan pertamanya pada 2004 melalui salah satu entitas anak, yakni PT Tanjung Buyu Perkasa Plantation.
Baca Juga: Teladan Prima Agro (TPA) Berencana Melantai ke Bursa pada April 2022
TPA mengelola 13 perkebunan kelapa sawit secara kolektif dengan total luas 60.468 Ha area tertanam dan mengoperasikan enam pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah sebesar 310 ton tandan buah segar (TBS) per jam. Entitas anak TPA memproduksi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit (PK) berkualitas tinggi.
Seluruh perkebunan dan pabrik kelapa sawit secara strategis berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur, khususnya di Kabupaten Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara dan Paser. TPA dikelilingi oleh refinery minyak kelapa sawit berskala besar dan telah membangun hubungan yang kuat dengan industri hilir di Indonesia selama bertahun-tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News