kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Teknikal persempit penurunan harga minyak WTI


Senin, 18 Januari 2016 / 21:01 WIB
Teknikal persempit penurunan harga minyak WTI


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Meski masih merunduk di level terendahnya sejak Mei 2009, namun harga minyak perlahan mempertipis pelemahannya. Dorongan teknikal mendukung berlangsungnya arah naik harga minyak WTI ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (18/1) pukul 20.10 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2016 di New York Mercantile Exchange tergelincir 0,03% di level US$ 29,41 per barel dibanding hari sebelumnya.

“Secara teknikal aksi bargain hunting setelah harga merosot cukup tajam mendukung potensi rebound,” kata Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures.

Hanya saja memang dukungan teknikal ini hanya bisa membuat rebound terbatas. Pasalnya, fundamental kini dibayangi pencabutan sanksi ekspor minyak Iran. Ada 500.000 barel per hari yang siap digelontorkan ke pasar dalam waktu dekat.

Artinya oversupply kian tak terbendung. “Untuk mendukung harga rebound butuh faktor fundamental sebagai penahan,” tutur Nizar. Itu bisa datang jika data ekonomi China lebih baik dari dugaan.

Namun tampaknya hal itu belum akan berlangsung, pasalnya data pertumbuhan ekonomi China kuartal empat 2015 diduga masih stagnan di level 6,9% serta produksi industri turun dari 6,2% ke level 6,0%.

“Harapan cuma bisa datang jika pasar stabil, melihat data China buruk pasar bisa bergejolak lagi,” tambah Nizar.

Artinya penurunan harga minyak diduga masih berpotensi terjadi pada perdagangan esok hari. Hanya saja levelnya di range yang sempit akibat desakan teknikal untuk rebound. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×