kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan terhadap saham batubara belum usai


Sabtu, 08 September 2012 / 08:41 WIB
Tekanan terhadap saham batubara belum usai
ILUSTRASI. Pada penutupan sesi I, IHSG terpantau menguat 36,24 poin ke level 6.050, atau naik 0,62 persen di tengah melonjaknya angka kasus positif, Jumat (25/6/2021) COVID-19. ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Setelah anjlok cukup dalam, harga sebagian saham emiten batubara mulai bangkit. Analis menilai kenaikan harga itu cuma sementara. Alasan mereka, tekanan terhadap harga batubara di pasar internasional belum berakhir.

Harga saham PT Bumi Resources Tbk, Jumat (7/9), menanjak 5,80% menjadi Rp 730 per saham. Kemudian harga saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) meningkat 3,36% menjadi Rp 6.150 per saham. Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga tumbuh 2,52% ke Rp 14.250 per saham.

Kepala Riset Bahana Securities, Harry Su, berpendapat penguatan harga saham batubara hanya bersifat sementara. Dia memperkirakan, prospek emiten batubara masih tertekan hingga 12 bulan ke depan. Hal itu akibat harga batubara masih melandai. "Banyak teknologi baru yang menggunakan bahan bakar pengganti batubara," ujar dia, Kamis (6/9).

Harry mencontohkan, Amerika Serikat mulai menggunakan gas sebagai bahan bakar pengganti batubara. Begitu juga China. Curah hujan yang tinggi membuat Negeri Tembok Raksasa itu mulai menggunakan pembangkit listrik bertenaga air (hydro power generator).

Oleh karena itu, Harry menurunkan target harga semua emiten batubara. Harga saham PTBA, misalnya, diprediksi terus menurun ke Rp 13.100 per saham. Harga saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pun diperkirakan kembali tertekan menuju Rp 29.750 per saham.

Harry juga memperkirakan saham HRUM dalam setahun mendatang berkisar Rp 5.300 per saham. Dia bahkan menargetkan harga BUMI bisa menyentuh Rp 500 per saham.

Dengan kondisi tersebut, Harry merekomendasikan sell untuk seluruh saham batubara. "Investor bisa memanfaatkan rebound ini untuk melepas portofolio saham batubara yang dimilikinya," ungkap dia.

Pandangan berbeda disampaikan Frederick Daniel Tanggela, analis Trimegah Securities. Menurut Frederick, kendati masih berpotensi tertekan, prospek sejumlah saham emiten batubara masih bisa terkerek naik. "PTBA dan ADRO merupakan top pick karena fundamentalnya masih akan bagus," kata dia. Hal itu lantaran kedua emiten masih memiliki basis penjualan dalam negeri yang tinggi.

Dus, Frederick merekomendasikan buy untuk kedua emiten tersebut. Dia menargetkan harga PTBA dalam empat kuartal berikutnya di kisaran Rp 18.000 per saham. Sedangkan harga saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) diprediksi bisa menyentuh Rp 1.900 per saham. Turunnya harga saham batubara saat ini, menurut Frederick, bisa menjadi momentum mengoleksi saham pilihan tersebut.

Sedangkan Investa Saran Mandiri, sebuah perusahaan pengelola dana, hanya memilih tiga saham, yakni HRUM, ITMG, dan PTBA. Rekomendasinya adalah hold sampai akhir tahun ini. Ketiga saham inilah yang akan pulih lebih cepat dibandingkan dengan saham-saham lainnya. "Kami memprediksi ketiga saham ini akan bergerak memimpin sektor batubara seiring datangnya musim dingin di China dan Amerika yang akan datang sejak akhir September 2012," ucap Managing Partner Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×