kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan pasar belum reda, tren kenaikan yield SUN masih bisa berlanjut


Selasa, 06 Agustus 2019 / 22:37 WIB
Tekanan pasar belum reda, tren kenaikan yield SUN masih bisa berlanjut


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koreksi kurs rupiah akibat peningkatan tensi perang dagang berimbas pada naiknya yield Surat Utang Negara (SUN) akhir-akhir ini. Potensi kenaikan yield SUN dalam waktu dekat masih cukup terbuka seiring belum redanya tekanan di pasar obligasi Indonesia.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini menilai, tren kenaikan yield SUN masih berpotensi terjadi paling tidak hingga akhir Agustus nanti.

Menurutnya, selama konflik antara AS dan China terus berlanjut, sangat sulit yield SUN kembali bergerak turun. Terlebih lagi, sentimen tersebut sangat berkorelasi dengan pergerakan nilai tukar rupiah. Ketika rupiah melemah, yield SUN rentan mengalami kenaikan.

Baca Juga: Meski pasar obligasi tertekan, tapi investor masih berminat lelang sukuk negara

Peluang yield SUN untuk kembali turun diperkirakan baru akan terjadi ketika memasuki September-Oktober. Pasalnya, pada saat itu The Federal Reserve tidak menutup kemungkinan kembali memangkas suku bunga acuan AS melalui agenda Federal Open Market Committee.

“Pemotongan suku bunga acuan bisa menjadi stimulus bagi pasar obligasi di tengah konflik perang dagang yang belum usai,” ungkapnya, Selasa (6/8).

Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja menilai, jika rupiah kembali menguat secara berkelanjutan, ada potensi yield SUN 10 tahun dapat turun lagi hingga mendekati level 6% seperti di pertengahan bulan lalu.

Baca Juga: Peluang kenaikan imbal hasil lebih tinggi, lelang sukuk laris manis

Ia menambahkan, para investor, terutama investor lokal, masih bisa memanfaatkan tren kenaikan yield SUN untuk masuk ke pasar obligasi. Hal ini seiring adanya spread yang lebar antara yield SUN dengan yield US Treasury untuk tenor 10 tahun sekitar 580 bps. 

Begitu pula dengan real interest rate Indonesia yang masih menarik mengingat tingkat inflasi berada di kisaran 3%.

Sebagai informasi, yield SUN seri acuan 10 pada Selasa (6/8) berada di level 7,62%. Angka ini sebenarnya sedikit turun dibandingkan posisi di perdagangan kemarin yakni 7,65%. 
Namun, tren kenaikan masih tampak terlihat lebih dari sepekan terakhir. Ini mengingat pada 26 Juli lalu, yield SUN masih berada di level 7,18%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×