Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Pemangkasan produksi batubara belum mampu mendorong kenaikan harga. Meski produksi dipangkas, harga batubara tetap mendapat tekanan dari turunnya permintaan global.
Mengutip Bloomberg, Rabu (10/9) harga batubara kontrak pengiriman Oktober 2015 di bursa ICE Futures Exchange stagnan di level US$ 56,75 per metrik ton. Selama sepekan, harga batubara turun 3,1%.
Guntur Tri Hariyanto, Analis Pefindo mengatakan, permintaan batubara dari beberapa negara terus menurun.
Di China turunnya permintaan seiring dengan melemahnya kondisi ekonomi di negeri panda itu.
Pemerintah China juga mengubah kebijakan dengan mendorong penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.
Hal serupa terjadi di Eropa. Negara-negara di Eropa terus meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan dan membatasi penggunaan batubara.
"Kondisi ekonomi di sana juga masih lemah," imbuh Guntur.
Lalu di India, permintaan batubara juga diperkirakan terus menurun seiring dengan digalakkannya kebijakan energi terbarukan dan produksi gas.
"Diperkirakan impor batubara pada tahun 2020 ke atas akan minim sekali," imbuh Guntur.
Sementara dari sisi produsen, industri batubara di Indonesia tahun ini mengalami pelemahan yang sangat dalam.
Ekspor batubara Indonesia di semester pertama 2015 turun 18%. Indonesia merupakan negara yang mengalami dampak terbesar dari pengetatan impor batubara di China.
Guntur menduga prospek jangka panjang batubara masih akan redup.
Permintaan batubara secara struktural masih akan terus menantang, apalagi lemahnya kondisi pasar diprediksi akan terus berlanjut.
Menurut Guntur, industri batubara akan sangat terbantu apabila industri ini telah berhasil membuat teknologi penangkap karbon yang murah, mengingat teknologi tersebut saat ini masih mahal.
Oleh karena itu, dalam jangka panjang, Gubtur menduga akan ada penelitian dan teknologi yang dihasilkan terkait dengan penangkap karbon.
"Bagaimanapun sumber daya energi dari batubara cukup berlimpah dan biaya produksinya cukup murah," lanjut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News