Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyambut perdagangan Selasa (11/1), rupiah diperkirakan berpotensi melanjutkan penguatan. Tekanan eksternal yang mereda dalam dua hari terakhir bisa menjadi bekal berharga untuk dorong kinerja rupiah.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menjelaskan, pelemahan rupiah sebelumnya datang dari tekanan eksternal. Namun, setelah tekanan tersebut mereda, rupiah perlahan namun pasti bisa menguat. Pasalnya, secara rilis data ekonomi belakangan ini, rupiah memang cukup solid.
Terakhir, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Desember yang dirilis Senin (10/1), masih berada di level 118,3, hanya turun tipis dari posisi bulan sebelumnya sebesar 118,5. Hal ini mengindikasikan optimisme masyarakat Indonesia masih kuat.
“Dengan mereda-nya tekanan eksternal, aliran dana asing pun mulai kembali masuk ke pasar modal Indonesia. Hal ini diproyeksikan masih akan berlanjut dan jadi katalis positif untuk rupiah,” terang Reny ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/1).
Baca Juga: Data Ekonomi AS di Bawah Ekspektasi, Rupiah Menguat 0,36% ke Rp 14.299 per dolar AS
Namun, Reny juga bilang perkembangan kasus Omicron di Indonesia juga harus diperhatikan. Jika jumlah kasus positif terus bertambah secara signifikan akan menjadi katalis negatif bagi pergerakan rupiah.
Untuk perdagangan besok, ia memproyeksikan rupiah masih akan berpeluang menguat dan diperdagangkan di rentang Rp 14.310 - Rp 14.376 per dolar AS.
Adapun, pada Senin (10/1), rupiah di pasar spot berhasil ditutup menguat 0,36% ke level Rp 14.299 per dolar AS. Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda ini ditutup ke level Rp 14.323 per dolar AS atau menguat 0,26%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News