kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan Eksternal Memicu Pelemahan Rupiah 0,21% Dalam Sepekan


Jumat, 20 Mei 2022 / 18:25 WIB
Tekanan Eksternal Memicu Pelemahan Rupiah 0,21% Dalam Sepekan
ILUSTRASI. Rupiah bergerak cukup volatile sepanjang perdagangan pekan ini.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah bergerak cukup volatile sepanjang perdagangan pekan ini. Hari ini, Jumat (20/5), rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,53% ke Rp 14.642 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Namun, pertengahan pekan ini, rupiah sempat bergerak melemah hingga menembus level Rp 14.719 per dolar AS. Alhasil, dalam sepekan ini, rupiah di pasar spot masih mencatatkan pelemahan 0,21%.

Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah hari ini ditutup di Rp 14.661 per dolar AS atau menguat 0,47%. Jika dihitung dalam sepekan terakhir, pelemahan mata uang Garuda ini sebesar 0,29%.

Baca Juga: Data Domestik yang Positif Menyokong Penguatan Rupiah 0,53% ke Rp 14.642 per Dolar AS

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengungkapkan, hingga pertengahan pekan ini, sentimen risk-off mewarnai pasar global. Hal ini tercermin dari bursa saham AS yang mengalami koreksi imbas dari risiko kenaikan suku bunga acuan AS dan data sektor riil AS yang kurang baik.

“Untungnya, pada hari ini, rilis data ekonomi domestik, yakni current account yang kembali menjadi positif jadi pendorong penguatan rupiah,” terang Fikri kepada Kontan.co.id, Jumat (20/5).

Sebagai informasi, transaksi berjalan mencatat surplus US$ 0,2 miliar atau 0,1% dari produk domestik bruto (PDB). Ini membuat transaksi berjalan alias current account mengalami surplus tiga kuartal beruntun.

Baca Juga: IHSG Naik 4,85% Sepekan Hingga Jumat (20/5)

Sementara pada pekan depan, Fikri melihat pergerakan rupiah berpotensi masih akan volatile. Dari global, pergerakan pasar saham AS serta rilis data ekonomi seperti tenaga kerja AS akan jadi sentimen penggerak rupiah.

Lalu, dari dalam negeri, BI akan mengumumkan keputusan terkait suku bunga acuan. Pasar akan menantikan apakah akan ada kenaikan suku bunga acuan, atau BI kembali menahannya.

“Saya memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps sebagai langkah mengurangi risiko outflow di pasar saham dan obligasi. Ini akan jadi katalis positif untuk rupiah di pekan depan,” imbuh dia.

Fikri memperkirakan rupiah pada pekan depan akan diperdagangkan pada rentang Rp 14.500 per dolar AS-Rp 14.700 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×