Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil menutup perdagangan pekan ini dengan kinerja yang positif. Hari ini, Jumat (20/5) rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.642 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,53%. Namun, dalam sepekan terakhir, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,21%.
Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah hari ini ditutup menguat 0,47% ke Rp 14.661 per dolar AS. Kendati begitu, jika dihitung dalam sepekan terakhir, pelemahan mata uang Garuda ini sebesar 0,29%.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengungkapkan, rupiah cenderung melemah selama sepekan seiring adanya tekanan dari eksternal. Dari sentimen global, penguatan dolar AS yang naik ke level tertinggi 20 tahun terakhir, di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif menjadi pemberat sentimen bagi rupiah.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Stagflasi Hantui Perekonomian Indonesia
Pada pekan ini, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell kembali menegaskan bahwa pihaknya siap untuk mengetatkan kebijakan moneternya lebih agresif dalam rapat bulan Juni, meski angka inflasi mulai menunjukkan melandai.
Untungnya, pada akhir pekan ini, pelemahan rupiah mulai tertahan. Pasalnya, dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo mencabut larangan ekspor sawit. Sentimen positif di hari Jumat juga datang dari BI yang melaporkan transaksi berjalan mencatat surplus US$ 0,2 miliar atau 0,1% dari produk domestik bruto (PDB).
“Ini membuat transaksi berjalan kita mengalami surplus tiga kuartal beruntun. Ditambah lagi, dari eksternal, koreksi dolar juga turut membawa angin segar bagi rupiah,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Jumat (20/5).
Baca Juga: IHSG Naik 4,85% Sepekan Hingga Jumat (20/5)
Sementara pada pekan depan, dia menilai penguatan dolar masih menjadi sentimen pemberat buat rupiah. Pasalnya, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif, berpotensi mengangkat yield obligasi AS. Lalu, dari dalam negeri ada rapat BI, di mana diproyeksikan BI tetap akan menahan suku bunga acuannya di 3,5%.
“Sikap BI yang masih dovish ini, kemungkinan bisa menekan rupiah di saat The Fed sangat hawkish,” imbuh Alwi. Dia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.560 per dolar AS-Rp 14.800 per dolar AS pada pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News