kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tekanan ekonomi meningkat, begini tips memilih obligasi korporasi


Rabu, 05 Agustus 2020 / 19:35 WIB
Tekanan ekonomi meningkat, begini tips memilih obligasi korporasi
ILUSTRASI. Investor perlu lebih selektif dan mempertimbangkan sejumlah hal sebelum berinvestasi di obligasi korporasi.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan ekonomi yang disebabkan oleh penyebaran pandemi Covid-19 turut berdampak pada meningkatnya risiko obligasi korporasi Tanah Air. Untuk itu, investor diingatkan untuk lebih selektif dan mempertimbangkan beberapa hal sebelum masuk ke obligasi korporasi. 

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menekankan bahwa obligasi yang aman adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki tingkat utang rendah. Selain itu, cashflow atau arus dana masuk ke perusahaan penerbit nonbank juga cukup kuat. 

"Sedangkan untuk obligasi korporasi yang dikeluarkan perbankan syaratnya perlu memiliki rasio kecukupan modal (CAR) tinggi, risiko gagal bayar (NPL) rendah dan likuiditas tinggi," ungkap Farash kepada Kontan.co.id, Rabu (5/8).

Baca Juga: Harga emas tembus US$ 2.000 per ons troi, waspadai profit taking

Tingginya tekanan ekonomi dengan ekonomi kuartal II-2020 yang terkontraksi 5,32% berpotensi meningkatkan risiko gagal bayar. Potensi gagal bayar ini terutama bagi perusahaan yang bisnisnya terimbas langsung dampak pelambatan ekonomi akibat tekanan pandemi Covid-19. "Ditambah lagi jika perusahaan memang memiliki tingkat utang yang sudah tinggi dan cashflow operasinya negatif," jelasnya.

Selanjutnya, Farash mengungkapkan kupon penerbitan obligasi bakal mengikuti pergerakan imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) dengan jangka waktu yang sama. Untuk itu, dia meyakini bahwa kupon obligasi baru diperkirakan ikut turun seiring turunnya yield SBN. "Walaupun mungkin spread-nya agak melebar dari historis, untuk merefleksikan kondisi bisnis dan pasar yang belum pulih," tambah dia. 

Baca Juga: Bakal jadi jawara 2020, begini tips memilih reksadana pendapatan tetap

Farash mencontohkan salah satu obligasi korporasi yakni milik PT Pupuk Indonesia yang memiliki rating AAA. Pada surat utang tersebut, kupon yang ditawarkan untuk tenor 3 tahun yakni 7%, 5 tahun 7,7% dan 7 tahun di 8,30%. 

Untuk itu, dalam memilih obligasi korporasi Farash menekankan pentingnya untuk mencermati benar-benar kondisi fundamental dari perusahaan penerbit. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti tingkat utang, historis arus kas, rating obligasi, background grup atau pemegang saham perusahaan penerbit. "Rating kalau bisa di A hingga AAA. Untuk obligasi korporasi dari bank, perhatikan NPL, CAR dan likuiditasnya," tandas Farash.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×