Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin (18/7) ditutup melemah 0,32% menjadi 5.822,35. Investor asing masih menjauhi bursa saham Indonesia.
Pada transaksi kemarin, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 1,07 triliun. Dalam lima hari terakhir, dana asing yang sudah keluar dari bursa saham domestik mencapai Rp 3,04 triliun.
Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra melihat, tren IHSG cenderung bergerak sideways untuk sementara waktu ini. "Sehari naik, sehari turun, atau bisa dua hari naik besoknya turun," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (18/7).
Net sell investor asing memang terlihat masih kuat. Aditya memperhatikan investor belum berani menggelontorkan investasi untuk mid term. Para investor masih menunggu laporan keuangan emiten di semester pertama.
Dari pasar global, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pasar lokal. Misalnya, rilis data Energy Information Administration (EIA), pengumuman Bank of Japan dan pembangunan perumahan di Amerika Serikat. "Jika harga minyak turun lagi, pasar saham global berpotensi melemah dan mempengaruhi bursa saham Indonesia," ungkap Aditya.
Harga minyak masih naik. Per pukul 21.30 WIB kemarin, harga minyak jenis West Texas Intermediate pengiriman Agustus 2017 di bursa Nymex meningkat 0,98% menjadi US$ 46,47 per barel.
Tak hanya itu, rupiah menguat selama tujuh hari berturut-turut. Valuta Garuda kemarin bertengger di level Rp 13,309 per dollar AS.
Analis Lotus Andalan Sekuritas Krishna Setiawan memprediksi pergerakan IHSG pada hari ini (19/7) cenderung bearish. Pasalnya, pelaku pasar masih menunggu rilis laporan keuangan emiten di semester pertama tahun ini. Mungkin emiten baru merilis kinerja keuangannya pada akhir pekan ini hingga pekan depan.
Krishna memperhatikan, sentimen positif terletak pada pergerakan dollar AS yang sedang jatuh. Selain itu, ia melihat peluang IHSG diselamatkan oleh faktor mikro fundamental emiten, pasar global yang kondusif dan bangkitnya harga batubara.
Rilis data neraca dagang Juni ternyata gagal mendorong IHSG naik. Pasalnya, meski surplus, pasar lebih fokus pada defisit anggaran yang membengkak. "Jadi soal makro domestik, rasanya lebih cenderung negatif daripada positif," jelas Krishna.
Analis Indosurya Mandiri Sekuritas, William Surya Wiajaya melihat, IHSG berpotensi menguat hari ini. Penantian terhadap data BI 7-days reverse repo rate juga akan menjadi salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap pergerakan IHSG.
William merekomendasikan buy untuk sejumlah saham, seperti ASRI, PGAS, JSMR, BBNI, ADHI, ROTI, MYOR, ICBP, UNVR serta PWON. Ia memprediksi IHSG akan bergerak bullish dengan kisaran support 5.788 dan resistance 5.876.
Sedangkan, Krishna merekomendasikan beli untuk saham DOID, INDY, ADRO, BNLI dan INKP. Dia memprediksi IHSG pada hari ini akan bergerak cenderung bearish dengan rentang support 5.800 dan resistance 5.840.
Aditya juga memproyeksikan pergerakan indeks saham hari ini cenderung bearish dengan level support 5.780 dan resistance 5.850.
Lima dari 10 analis yang disurvei KONTAN memprediksi IHSG hari ini bullish. Sementara lima lainnya memprediksi indeks akan melemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News